Nonton Dandadan Season 1 Episode 03 Review
Nonton Dandadan Season 1 Episode 03 Review
1. Nenek Seiko vs Nenek Turbo
Dalam sebuah acara televisi, nenek Momo yang bernama Seiko sedang menerawang sosok Shoma, seorang idola di Jepang. Seiko menyebut bahwa Shoma berusia 27 tahun, sudah menikah, dan memiliki anak.
Namun, Shoma membantah dan mengaku bahwa dirinya baru berumur 20 tahun dan masih lajang. Akibatnya, kru acara Dodoria Santa menilai bahwa Seiko telah melakukan kesalahan fatal karena penerawangannya dianggap meleset jauh.
Dalam perjalanan pulang, Seiko menaiki taksi dan sesampainya di rumah, ia mendapati Nenek Turbo hendak menyerang Momo yang tergeletak pingsan di tanah. Seiko segera melemparkan paku jimat yang mengenai tubuh Nenek Turbo dan membuatnya terlempar ke parit berisi air.
Seiko kemudian melukis lingkaran di tanah dan berdiri di dalamnya, dengan paku jimat tertancap di dalam area lingkaran tersebut. Ketika roh jahat seperti Nenek Turbo mencoba menyerangnya dan memasuki lingkaran tempat Seiko berpijak, tubuh Nenek Turbo langsung terbakar oleh api.
Nenek Turbo pun melompat menjauh, tetapi sialnya ia mendarat di lingkaran lain yang sebelumnya telah digambar oleh Seiko. Namun, paku jimat pada lingkaran itu tertancap di luar garis. Akibatnya, jika Nenek Turbo mencoba keluar dari lingkaran tersebut, tubuhnya akan langsung terbakar oleh api.
Seiko lalu mengambil tongkat baseball dan mulai memukuli Nenek Turbo. Nenek Turbo memperingatkan bahwa jika dirinya terbakar, pria bernama Okarun, yang sedang ia rasuki juga akan ikut mati.
2. Momo Minta Maaf Ke Seiko
Momo terbangun dari tidurnya dan langsung berlari ke ruang tamu, di mana ia mendapati neneknya sedang menonton televisi acara Bakatono. Momo segera bertanya, "Apakah Nenek melihat Okarun?"
Seiko menjawab bahwa ia baru saja menghabisi roh jahat. Momo terkejut dan langsung menanyakan ciri-cirinya. Namun, Seiko malah balik bertanya, “Bukankah kamu tidak percaya hantu? Bukankah kamu pernah menyebut Nenek sebagai medium roh gadungan?”
Momo pun berlutut dan meminta maaf karena pernah berkata tidak percaya hantu dan menuduh Seiko sebagai medium gadungan. Seiko lalu menyuruh Momo untuk memeriksa kuil utama yang ada di pekarangan rumah.
Momo panik. Ia segera berlari dengan perasaan cemas, menyalahkan dirinya sendiri karena telah membuat Okarun mengalami musibah—dirasuki oleh Nenek Turbo—dan kemungkinan besar telah tewas, dibasmi oleh Seiko.
3. Okarun Masih Hidup
Momo membuka pintu kuil utama dan melihat Okarun sedang duduk sambil menyantap onigiri. Okarun mengaku lega melihat Momo masih hidup, karena sempat mengira Momo tewas saat dirinya hilang kendali dan berubah menjadi Nenek Turbo.
Tanpa berkata apa-apa, Momo segera menutup pintu kuil dan membiarkan Okarun sendirian di dalam. Namun, beberapa detik kemudian, Momo mendadak kesal dan menendang pintu kuil sambil berteriak, “Ternyata kau masih hidup, sialan!” Meski begitu, rasa leganya tak bisa disembunyikan. Ia akhirnya duduk diam di depan pintu kuil.
Seiko kemudian menghampiri Momo dan memberitahunya bahwa kutukan Nenek Turbo tidak akan aktif selama Okarun berada di dalam kuil. Momo pun menjelaskan bahwa Nenek Turbo telah mencuri sosis milik Okarun, dan mereka harus merebutnya kembali agar kutukan itu bisa dimusnahkan. Momo menyatakan bahwa itulah alasannya merasa bertanggung jawab dan ingin menolong Okarun.
Momo juga menceritakan bahwa kekuatan esper miliknya bangkit saat ia pergi ke sebuah tempat untuk bertemu UFO dan alien. Seiko menanggapi dengan dingin, mengatakan bahwa UFO dan alien adalah hal yang mustahil ada.
4. Seiko Peringatkan Nenek Turbo Berbahaya
Seiko memberi tahu Momo bahwa berurusan dengan Nenek Turbo sangat merepotkan. Sosok itu dikenal mampu berlari hingga 100 kilometer per jam dan merupakan siluman modern yang mengamuk di seluruh negeri. Seiko menjelaskan bahwa Nenek Turbo sudah lama bersemayam di terowongan angker, tempat di mana roh terikat terkuat di wilayah itu berada. Ia menyimpulkan bahwa Nenek Turbo telah menyatu dengan roh terikat tersebut.
Seiko meminta Momo untuk tidak ikut campur, demi keselamatan dirinya. Ia tahu Momo tidak terlibat langsung dan menyarankan agar Momo mengabaikan masalah yang menimpa Okarun. Namun, Momo mengungkapkan bahwa setiap kali ia merasa bimbang, ia selalu bertanya dalam hati, “Apa yang akan dilakukan Takakura Ken?” Dan ia tahu jawabannya, Takakura Ken pasti akan menolong Okarun tanpa ragu, dan itulah yang ingin ia lakukan.
Seiko pun mengejek Momo karena terlihat sangat menyukai Okarun. Sambil mengetuk pintu kuil, Seiko bertanya pada Okarun, bagaimana rasanya mendengar Momo menyatakan cinta. Momo buru-buru menjelaskan bahwa Takakura Ken yang ia maksud adalah selebritas yang berprofesi sebagai aktor, bukan Takakura Ken yang dijuluki Okarun.
5. Cara Kalahkan Nenek Turbo
Seiko menjelaskan bahwa Nenek Turbo sangat percaya diri dengan kecepatan larinya. Jika diprovokasi dengan ejekan atau direndahkan, ia pasti akan meladeninya. Seiko lalu memaparkan bahwa roh terikat di terowongan angker berada dalam wilayah Kota Shono. Karena itu, ia menyarankan Momo untuk memancing Nenek Turbo keluar dari Kota Shono agar kekuatannya melemah, sehingga Momo dan Okarun punya peluang untuk mengalahkannya.
Momo bertanya apakah Seiko tidak bisa membantu dengan menempelkan jimat di terowongan angker agar Nenek Turbo terbakar. Namun, Seiko mengaku tidak bisa membantu langsung menghadapi Nenek Turbo.
Seiko menjelaskan bahwa jurus penghalangnya hanya bisa digunakan dengan meminjam kekuatan dewa yang bersemayam di wilayah Kota Kamigoe, tempat tinggalnya. Jika ia berada di luar Kamigoe, kekuatan itu tidak akan bekerja. Seiko menambahkan bahwa setiap wilayah memiliki dewa masing-masing, dan masalahnya terletak pada apakah seseorang bertarung di "kandang" sendiri atau sebagai tamu di wilayah lain.
Seiko menegaskan bahwa satu‑satunya cara mengalahkan Nenek Turbo adalah dengan memenangkan perlombaan lari melawannya. Setelah berkata begitu, ia membuka pintu kuil dan mempersilakan Okarun keluar.
Seiko lalu menyarankan Okarun berlatih lari sekuat tenaga untuk meningkatkan stamina, dan meminta Momo memperkuat kemampuan esper‑nya. Seiko pun berjanji akan melatih mereka esok hari, kemudian menyuruh keduanya segera tidur karena hari sudah malam.
6. Cara Menggunakan Aura
Keesokan harinya, Seiko menonton televisi yang memberitakan bahwa Shoma, seorang idol terkenal, terbongkar telah memiliki anak di luar nikah, dan usia aslinya ternyata 27 tahun. Seiko pun merasa senang bahwa penerawangannya sebelumnya terbukti benar dan bukan sebuah kesalahan.
Sementara itu, saat Okarun sedang berlatih lari, ia tiba-tiba merasa ingin buang air besar. Seiko mempersilakannya pergi, namun Momo mengingatkan bahwa jika pandangannya terhadap Okarun terhalang, ia tidak bisa mengendalikan kutukan di tubuh Okarun. Artinya, Momo harus tetap melihat Okarun saat buang air agar kondisinya tetap aman.
Seiko menyarankan agar Momo ikut bersama Okarun, tapi Momo tidak ingin melihatnya, sementara Okarun pun tidak nyaman jika harus dilihat.
Seiko kemudian bertanya bagaimana cara Momo menahan energi kutukan. Momo menjelaskan bahwa ia mampu mengendalikan aura berwarna hijau yang ia bentuk menyerupai dua tangan. Dengan tangan aura tersebut, ia meremas energi kutukan berwarna hitam hingga mengecil agar tidak menyebar ke seluruh tubuh Okarun. Dengan cara itu, kutukan bisa dikendalikan.
7. Belajar Rasakan Sensasi Aura
Momo juga mengaku bisa melihat aura dari segala hal, dengan warna yang berbeda-beda. Ia mempraktikkan kemampuannya, menunjukkan bahwa ia bisa menggunakan aura tak kasat mata untuk mengangkat kerikil, lalu menerbangkannya atau melemparkannya sesuka hati, seolah tanpa menyentuhnya.
Momo mengungkapkan bahwa saat bakat esper-nya pertama kali bangkit, kekuatannya sangat luar biasa—apa pun yang ia bayangkan bisa menjadi kenyataan, dan ia merasa tak terkalahkan. Namun sekarang, kekuatannya melemah dan ia hanya bisa mengendalikan aura.
Seiko lalu menyuruh Momo berlatih mengendalikan aura dengan menutup matanya. Namun, Momo merasa itu mustahil karena jika ia tidak melihat Okarun, kutukan di tubuh Okarun bisa lepas kendali. Seiko pun menyarankan agar Momo menggunakan kelima indranya yang lain, bukan hanya penglihatan, seperti indra peraba untuk merasakan sensasi aura.
Momo akhirnya menutup matanya dan mencoba menggunakan indra peraba. Ia merasakan energi kutukan yang terasa dingin. Namun, karena belum mampu menahan kutukan hanya dengan perasaan, Okarun pun kembali berubah menjadi Nenek Turbo.
8. Kekuatan Momo Tersegel
Okarun akhirnya harus pergi ke toilet untuk buang air besar, ditemani Momo yang mengintip dari balik pintu demi menahan kutukan di tubuh Okarun. Hal itu membuat Okarun merasa sangat malu.
Sementara itu, Seiko berkomentar bahwa kekuatan esper Momo yang tak terkalahkan saat pertama kali bangkit kemungkinan besar sedang tersegel. Cara untuk melepaskannya, menurut Seiko, adalah dengan berlatih secara perlahan. Meskipun tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan.
9. Nenek Turbo Mengancam
Seketika, roh Nenek Turbo muncul di dalam toilet, membuat aura ruangan sekitar berubah menjadi merah. Nenek Turbo hanya berbicara dengan Momo, sementara Seiko dan Okarun tampak mematung, tidak bisa bergerak.
Momo bertanya apa yang sebenarnya dilakukan oleh Nenek Turbo. Nenek Turbo menjelaskan bahwa kutukan bisa menular dengan tubuh Okarun sebagai perantara. Ia bisa menghabisi dan mengutuk siapa pun yang dilihat, cukup dengan menggunakan penglihatan Okarun.
Nenek Turbo lalu meminta Momo untuk membawa Okarun ke terowongan angker malam ini. Jika tidak, ia mengancam akan menghabisi semua penghuni rumah Momo melalui kutukan yang ditularkan lewat tubuh Okarun. Setelah memberikan ancaman itu, Nenek Turbo mendadak lenyap begitu saja.
Okarun dan Seiko terkejut ketika tiba-tiba mengalami mimisan. Seiko memandangi jimat di rumahnya yang berlumuran darah, lalu meminta Momo menjelaskan apa yang sebenarnya baru saja terjadi.
10. Siap Bertarung
Malam hari, Okarun dan Momo mengenakan pakaian tempur yang dirancang untuk melindungi mereka dari serangan roh jahat. Seiko tampak sedang mendoakan keselamatan keduanya. Ia memeluk Momo erat dan berpesan agar tidak mati saat menghadapi Nenek Turbo.
Di dalam kereta, Okarun merasa malu karena berpakaian nyentrik dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Ia pun bertanya mengapa Momo memutuskan untuk naik kereta. Momo menjelaskan bahwa perjalanan menuju terowongan angker terlalu jauh jika ditempuh dengan sepeda, dan ia tidak ingin kehabisan stamina sebelum sampai di tujuan.
Momo juga mengungkapkan bahwa ia tidak akan memaafkan Nenek Turbo karena telah melukai neneknya, Seiko. Ia berniat menghajar Nenek Turbo habis-habisan.
Setelah itu, Momo melepas pakaian tempur penangkal roh jahat, karena sejak awal ia sudah mengenakan baju modis yang dilapisi oleh pakaian tempur tersebut. Ia lalu memasukkan pakaian tempur itu ke dalam ransel yang digendong oleh Okarun. Menurut Momo, pakaian tempur untuk wanita harus tetap terlihat gaul dan modis.
Post a Comment