Nonton Dandadan Season 1 Episode 04 Review

Table of Contents

Nonton Dandadan Season 1 Episode 04 Review

1. Nenek Turbo Kembalikan Sosis Okarun

Sembari memegang senter, Okarun dan Momo melangkah masuk ke dalam terowongan angker. Okarun mengingatkan Momo bahwa tujuan mereka adalah memancing Nenek Turbo keluar dari Kota Shono agar terpisah dari roh terikat. Dengan begitu, Nenek Turbo akan melemah, dan mereka punya kesempatan untuk mengalahkannya.

Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh dua wajah raksasa Nenek Turbo yang muncul di depan dan belakang mereka. Jalan sudah buntu, membuat mustahil bagi Okarun dan Momo untuk melarikan diri.

Okarun meminta Momo melepaskan kutukannya agar ia bisa menghadapi Nenek Turbo. Ia pun berubah ke mode transformasi, meskipun ia yakin dirinya tidak akan mampu melawan Nenek Turbo. Momo sudah tahu bahwa sifat Okarun akan berubah menjadi pesimis saat berada dalam mode tersebut.

Namun tiba-tiba, mode transformasi Okarun lenyap. Ia kembali ke wujud normal, dan Momo tidak lagi melihat adanya energi kutukan di tubuhnya. Nenek Turbo kemudian menjelaskan bahwa ia telah mengembalikan "sosis" milik Okarun, sehingga kutukan pun otomatis terlepas.

Nenek Turbo mengaku terkejut dan tidak menduga bahwa Okarun akan memanfaatkan kekuatan kutukannya untuk bertransformasi. Nenek Turbo pun merasa tidak senang dengan tindakan Okarun tersebut.

2. Momo Tantang Nenek Turbo

Dua wajah Nenek Turbo yang berada di kedua sisi, depan dan belakang tubuh Okarun dan Momo, bersiap membuka mulutnya untuk memakan mereka hidup-hidup. Di saat genting ini, Momo teringat pesan dari Seiko. Momo langsung menantang Nenek Turbo untuk lomba adu lari. "Kalau nolak, cupu!" teriak Momo.

Tantangan itu sukses menggagalkan niat Nenek Turbo memakan mereka. Nenek Turbo menerima tantangan tersebut dan dengan percaya diri menyatakan bahwa dirinya tidak mungkin kalah.

Momo menjelaskan aturan lombanya: tidak ada garis finis dan tidak ada peraturan khusus. Ia dan Okarun akan berlari, dan Nenek Turbo harus mengejar. Jika berhasil menangkap Okarun dan Momo, maka Nenek Turbo dianggap menang. Permainannya adalah kejar-kejaran.

Momo meminta agar Nenek Turbo menghitung sampai 10 menit sebelum mulai mengejar, dan Nenek Turbo pun setuju. Ketika Momo dan Okarun mulai berlari keluar dari terowongan angker, Nenek Turbo ternyata berbuat curang. Ia tidak menghitung hingga 10 menit, melainkan hanya berhitung dari satu sampai sepuluh dalam hitungan detik.

Tak lama kemudian, Nenek Turbo melancarkan serangan. Ratusan tangan hantu muncul dari lantai, mengejar Okarun dan Momo yang tengah berusaha kabur dari terowongan. Alhasil, Momo tertangkap. Tubuhnya terkurung dalam gumpalan tangan yang membentuk semacam daging hidup, menjebaknya tanpa celah.

3. Nenek Turbo Terkurung Di Tubuh Okarun

Nenek Turbo bersiap menangkap Okarun, tetapi Okarun tiba-tiba melompat dan menerkamnya, lalu menggigit melon Nenek Turbo. Nenek Turbo berteriak histeris, meminta Okarun berhenti menggigit "melonnya". Namun, Okarun menolak dan mengatakan tidak akan berhenti sebelum Momo dibebaskan.

Nenek Turbo mulai menyadari bahwa kekuatannya tidak bisa digunakan untuk menyerang Okarun. Ternyata, Okarun mengenakan pakaian tempur khusus yang dirancang untuk melindunginya dari roh jahat. Karena itu, Nenek Turbo mengubah wujudnya menjadi roh dan merasuki tubuh Okarun. Setelah berhasil menguasai tubuh Okarun, ia merobek pakaian pelindung tersebut.

Namun, tubuh Okarun yang dirasuki Nenek Turbo mendadak roboh dan berlutut, karena Nenek Turbo merasakan sakit luar biasa di dadanya. Ternyata, Momo yang masih terkurung dalam gumpalan daging berhasil mengendalikan aura melalui indra perabanya. Ia meremas roh Nenek Turbo yang tengah berada di dalam tubuh Okarun, hingga membuat roh jahat itu kesakitan.

Momo mengatakan bahwa meski tidak bisa melihat, ia dapat merasakan kehadiran roh Nenek Turbo di dalam tubuh Okarun melalui sensasi yang ia tangkap dengan indra perabanya. Menyadari itu, Nenek Turbo melompat dan melancarkan tendangan ke arah Momo yang masih terkurung. Tendangan tersebut menghancurkan gumpalan daging dan membebaskan Momo.

Namun, Momo dengan sigap mengendalikan aura hijaunya yang telah ia bentuk menyerupai dua tangan. Ia kembali meremas roh Nenek Turbo hingga energinya mengecil dan tak lagi mampu menguasai tubuh Okarun. Dengan cara itu, roh Nenek Turbo berhasil ditahan dalam tubuh Okarun, dan Okarun pun kembali mendapatkan kendali atas tubuhnya. Tendangan Nenek Turbo pun akhirnya gagal mengenai Momo.

4. Roh Terikat Kejar Momo & Okarun

Nenek Turbo kemudian muncul dari leher Okarun dalam wujud seperti jelly berbentuk kepala belut, sambil memohon kepada Momo agar membebaskannya dari tubuh Okarun. Tak lama, roh terikat yang ternyata berwujud kepiting raksasa tiba-tiba muncul dan menuntut agar Momo dan Okarun melepaskan Nenek Turbo. Kepiting raksasa itu langsung mengejar mereka, membuat Momo dan Okarun panik dan berlari ketakutan berusaha keluar dari terowongan angker.

Setelah berhasil keluar, Okarun dan Momo terus berlari di jalanan. Untuk menghindari kejaran kepiting raksasa yang terus membuntuti, Okarun segera bertransformasi dan berlari kencang sambil menggendong Momo di punggungnya. Sementara itu, Momo memegangi Nenek Turbo yang masih dalam bentuk jelly agar tidak terlepas dari tubuh Okarun.

Okarun kemudian berlari dan menabrak palang pembatas jalan, membuat tubuhnya terlempar ke udara. Momo panik saat melihat Okarun, yang sedang ditumpanginya, melayang di udara. Mereka akan jatuh dari ketinggian yang sangat tinggi, hingga dari atas tampak jelas deretan bangunan kota di bawah yang terlihat seperti tumpukan miniatur.

Okarun kemudian memutar kedua kakinya bagaikan baling-baling helikopter. Meskipun hanya sementara, gerakan itu membantu agar mereka tidak jatuh terlalu keras. Akhirnya, Okarun dan Momo mendarat di jalanan tanpa mengalami cedera.

Setelah itu, kepiting raksasa jatuh dan mendarat di dekat mereka. Makhluk itu terus mengejar Okarun dan Momo, meskipun orang-orang di sekitar hanya melihat Okarun berlarian sambil menggendong Momo di punggungnya, seperti sedang bermain kuda-kudaan. Mereka sama sekali tidak bisa melihat roh terikat yang berwujud kepiting raksasa tersebut.

5. Merebus Kepiting

Okarun kemudian memberitahu Momo bahwa mode transformasinya akan segera berakhir, dan ia hanya bisa bertransformasi satu kali lagi karena memiliki batasan dua kali dalam sehari. Momo panik, mengaku tidak mau dimakan oleh kepiting—ia justru ingin makan kepiting.

Momo lalu menyuruh Okarun untuk berlari masuk ke area onsen, dan mereka pun tercebur ke dalam kolam besar pemandian air panas. Di saat yang sama, wujud transformasi Okarun pun berakhir.

Kepiting raksasa ikut masuk ke kolam pemandian, mendekati Momo dan Okarun yang sedang berendam. Dengan sigap, Momo menggunakan tangan auranya untuk mematahkan pipa air panas yang berada di dinding atas bangunan. Air yang sangat panas pun tumpah dan mengguyur tubuh kepiting raksasa.

Sama seperti proses merebus kepiting—di mana dagingnya mengencang dan otot-ototnya menjadi keras—serangan itu membuat kepiting raksasa melambat dan kesulitan bergerak.

6. Kabur

Di tengah usaha mereka untuk keluar dari Kota Shono, Okarun dan Momo tiba-tiba dikejutkan oleh kerumunan manusia kerasukan yang berlari ke arah mereka seperti zombie. Pemandangan itu sangat ramai dan kacau, membuat Okarun dan Momo panik, berusaha lari lebih cepat agar tidak tertangkap.

Nenek Turbo muncul dan berkata bahwa ia tidak akan membiarkan mereka keluar dari kota Shono. Ia mengaku telah membangkitkan pasukan dari kuburan besar di perbatasan kota, meminjam kekuatan roh-roh di sana, lalu merasuki tubuh manusia yang kini mengejar Okarun dan Momo.

Saat berlari, Momo terjatuh dan melihat ke belakang—ratusan manusia kerasukan dan kepiting raksasa ikut mengejar. Momo pun panik dan meminta Okarun segera bertransformasi agar mereka bisa melarikan diri.

Okarun langsung bertransformasi, menggendong Momo di punggungnya, lalu berlari secepat mungkin untuk lepas dari kepungan pasukan roh dan kepiting raksasa. Di tengah pelarian, Momo menggunakan tangan auranya untuk mencengkeram tiang sutet dan berayun seperti Tarzan, membawa tubuh Okarun yang sedang menggendongnya agar bisa terlempar ke udara.

Namun, Momo panik saat menyadari bahwa Okarun kehilangan mode transformasinya ketika masih melayang di udara. Mereka hampir jatuh dari ketinggian yang sangat tinggi. Untungnya, Momo menggunakan kedua tangan auranya, membentuknya seperti sayap burung dan mengepakkan tangan itu untuk memperlambat laju jatuh mereka. Akhirnya, Okarun dan Momo berhasil mendarat dengan selamat di jalanan, tepat di bawah viaduk kereta api.

7. Nenek Turbo vs Kereta

Momo tersadar bahwa ia telah melepaskan Nenek Turbo dari tubuh Okarun. Tak lama kemudian, Nenek Turbo muncul dan langsung menendang Okarun hingga pingsan, lalu menendang Momo sampai terlempar.

Nenek Turbo lalu berdiri di hadapan ratusan manusia yang kerasukan serta kepiting raksasa. Tanpa membuang waktu, Nenek Turbo merasuki tubuh kepiting raksasa dan menyatu dengan roh terikat, menciptakan wujud yang mengerikan.

Nenek Turbo mengatakan bahwa Okarun dan Momo hampir saja berhasil keluar dari kota Shono. Namun, sebelum itu terjadi, ia berniat memakan mereka berdua.

Momo dengan sigap menggunakan tangan auranya untuk meraih kereta yang sedang melintas di atas viaduk. Ia kemudian mengangkat tubuh Okarun yang masih pingsan, terbang bersamanya, dan mendarat di atas atap gerbong kereta.

Momo tahu bahwa kecepatan Nenek Turbo mencapai 100 kilometer per jam, sedangkan kecepatan maksimum kereta di jalur Takasaki adalah 120 kilometer per jam. Ia pun yakin Nenek Turbo tidak akan mampu mengejar mereka. Sambil berdiri di atas gerbong, Momo mengejek Nenek Turbo yang kini berwujud kepiting raksasa karena bergerak sangat lambat saat mencoba mengejar mereka.

8. Selamat Datang Di Kota Kamigoe

Nenek Turbo berhasil menaiki atap gerbong kereta tempat Momo dan Okarun berada. Ia mengatakan bahwa kereta akan melambat saat melewati tikungan, dan kini ia berhasil mengejar. Namun, Momo menjawab bahwa Nenek Turbo telah memasuki jalur kereta yang justru akan membawanya pada kekalahan.

Momo kemudian menggunakan kedua tangan auranya untuk mengunci gerakan Nenek Turbo.

Beberapa meter dari kereta, Seiko sudah melihat kedatangan kereta yang ditumpangi Momo, Okarun, dan Nenek Turbo. Ia pun telah memasang deretan jimat pada tiang LAA. "Selamat datang di Kota Kamigoe," ucap Seiko sebelum pergi meninggalkan jalur rel.

Ketika kereta melintasi tiang LAA yang telah ditempeli deretan jimat, tubuh roh terikat berwujud kepiting raksasa dan Nenek Turbo langsung meledak dahsyat dan terbakar oleh api. Namun, Momo melihat rentetan roh gadis keluar dari tubuh roh terikat kepiting raksasa.

9. Aturan

Seiko mengakui bahwa ia sebenarnya tidak ingin menggunakan cara kasar untuk memberantas roh terikat dan Nenek Turbo. Ia bercerita bahwa banyak gadis seumuran Momo yang dianiaya, lalu jasadnya dibuang ke terowongan angker. Padahal, sebenarnya mereka tidak ingin menjadi roh jahat.

Dengan penuh hormat, Momo, Okarun, dan Seiko mengunjungi terowongan angker untuk mendoakan arwah para korban yang pernah meregang nyawa di tempat itu.

Seiko juga mengungkapkan bahwa para medium roh sudah lama mengincar Nenek Turbo. Sosok Nenek Turbo selalu muncul di tempat di mana gadis-gadis tewas secara tidak wajar. Kemungkinan besar, ia berkeliling untuk menghibur roh para gadis yang tidak bisa pergi ke alam baka.

Menurut Seiko, orang mati tidak seharusnya menyerang orang yang masih hidup. Karena itu, ia terpaksa mengirim roh para gadis tersebut secara paksa ke alam baka. Namun, orang hidup juga tidak boleh melecehkan yang sudah mati. Jika seseorang masuk ke wilayah mereka dengan tidak sopan, maka wajar saja jika ia diserang. Itulah aturan agar orang hidup dan orang mati bisa hidup berdampingan.

10. Sampai Jumpa Besok

Malam harinya, Seiko dan Momo mengadakan makan malam dengan menu utama kepiting, sebagai jamuan untuk Okarun. Namun, Okarun tampak tidak nafsu makan karena baru saja menghadapi roh kepiting raksasa.

Seiko lalu bertanya apakah "sosis" milik Okarun sudah kembali, dan Okarun mengiyakan. Namun, ia menolak permintaan Seiko yang menyuruhnya memperlihatkan sosis tersebut.

Setelah makan malam, Momo berdiri di depan pintu rumah dan melihat Okarun yang sedang berdiri sambil memegang sepedanya. Rupanya, Okarun bersiap untuk pulang ke rumahnya. Okarun pun mengucapkan, "Selamat tinggal," dan Momo menjawab, "Selamat tinggal."

Mereka berdua kemudian terdiam, merenungkan kata-kata yang baru saja diucapkan. Tak lama, Momo kembali bersuara, “Sampai jumpa besok.” Okarun pun tersenyum senang dan menjawab, “Ya.”

Post a Comment