Nonton Dandadan Season 1 Episode 10 Review

Table of Contents

Nonton Dandadan Season 1 Episode 10 Review

1. Ruang Konseling

Di ruang konseling, Bu Ratu menanyakan apakah Okarun, Momo, dan Aira mengalami perundungan hingga menyebabkan Okarun telanjang bulat dan Aira serta Momo hanya mengenakan bikini. Ketiganya kompak menjawab tidak.

Tak lama kemudian, Pak Hamdan memanggil Bu Ratu karena ada panggilan telepon di ruang guru. Bu Ratu pun segera pergi.

Setelah itu, Momo bertanya sejak kapan Aira bisa bertransformasi menjadi Acrobatic Silky. Aira menjawab bahwa kekuatan itu baru saja bangkit dengan sendirinya saat pertarungan tadi. Momo bisa memaklumi hal itu, karena sebelumnya ia memang telah memindahkan aura Acrobatic Silky ke tubuh Aira.

Okarun lalu menjelaskan bahwa mereka bisa menghadapi alien karena memiliki kekuatan kutukan dan esper. Namun, selama kekuatan itu masih ada, maka para alien akan terus memburu mereka—Momo, Aira, dan Okarun.

2. Alasan Alien Tidak Serang Bumi

Momo merasa heran, mengapa para alien tidak langsung menyerang para siluman saja jika yang mereka inginkan adalah kekuatan kutukan. Okarun lalu membawa papan tulis dan spidol, lalu mulai menjelaskan teori cocoklogi-nya kepada Aira dan Momo. Menurutnya, alasan para alien tidak bisa menginvasi Bumi adalah karena keberadaan para siluman yang tersebar di seluruh dunia.

Dengan kata lain, siluman dan iblis secara tidak langsung berperan sebagai pelindung Bumi dari serangan alien. Meskipun alien memiliki teknologi dan sains yang sangat canggih, mereka tetap tak mampu mengalahkan siluman dan iblis.

Karena tidak bisa mengalahkan siluman secara langsung, para alien memilih menyerang dan menculik manusia yang memiliki kekuatan spesial seperti Okarun, Momo, dan Aira, demi mengembangkan teknologi yang mampu menandingi siluman. Okarun bahkan menduga bahwa salah satu biji sosisnya yang hilang kemungkinan besar telah dicuri oleh alien.

Momo menanggapi cerita Okarun dengan bingung, menyebut teori itu terlalu “skizo” dan membuatnya pusing. Sementara Aira dengan percaya diri menyimpulkan bahwa dirinya kini memegang takdir untuk menyelamatkan dunia. Okarun membiarkan mereka bebas menarik kesimpulan masing-masing.

Tak lama kemudian, Monaroh dan Winda datang ke ruang bimbingan konseling untuk menjemput Ayra, meninggalkan Okarun dan Momo yang masih berada di dalam ruangan.

3. Momo Minta Penjelasan Okarun

Momo kemudian meminta Okarun menjelaskan kejadian di taman, di mana ia melihat Okarun berada di atas tubuh Aira seolah hendak menciuminya.

Okarun pun menjelaskan bahwa saat itu Aira datang dan mencoba menciumnya, namun terjadi aksi saling dorong—Aira terus memaksa, sementara Okarun berusaha menghindar. Saat itulah mereka berdua terjatuh, dan kebetulan Momo datang, dan melihat kejadian tersebut.

Momo lalu bertanya, “Lalu, apa yang kamu lakukan di taman?”

Okarun menjawab bahwa ia sedang berlatih untuk meningkatkan massa otot dan daya tahan tubuh agar menjadi lebih kuat.

Momo heran, “Kenapa nggak bilang-bilang sih?”

Okarun, dengan wajah malu-malu, berkata bahwa menjadi kuat tanpa diketahui siapa pun terdengar keren.

Momo menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil menggoda, “Ternyata kamu juga bisa bergaya keren, ya?”

Okarun tersipu lalu berkata, “Soalnya aku laki-laki… dan aku ingin kamu menganggapku keren.”

Momo pun ikut tersipu malu dan tersenyum bahagia.

4. Aira Akui Dosanya

Di kelas, semua teman Aira mengerumuninya dan menanyakan apakah ia baik-baik saja. Salah satu dari mereka bahkan menduga bahwa Momo-lah yang membully Aira, hingga membuatnya berlarian panik hanya mengenakan bikini. Teman-teman sekelas Aira mulai berprasangka buruk dan menuding Momo cemburu pada kecantikan Aira. Apalagi, menurut gosip yang beredar di grup WhatsApp, Momo dicap sebagai perempuan nakal yang “bisa diajak enak-enak.”

Aira merasa bersalah mendengar semua itu. Aira pun mengakui kepada seluruh teman sekelasnya bahwa dirinya sendirilah yang menyebarkan fitnah dan gosip buruk tentang Momo di grup WhatsApp. Semua orang terkejut. Aira dengan jujur berkata bahwa semua itu adalah kesalahannya dan memohon agar teman-temannya tidak lagi berprasangka buruk atau mengganggu Momo.

Setelah itu, Aira berjalan sendiri keluar dari kelas dan pergi ke taman sekolah. Di sana, ia duduk merenung dan tiba-tiba merasa menyesal telah mengaku jujur kepada teman-temannya. Ia sadar bahwa citra dirinya sebagai gadis baik-baik kini telah rusak.

Tak lama kemudian, Momo datang menghampiri Aira dan bertanya apakah Aira sudah memiliki alasan yang bagus untuk menutupi kejadian memalukan saat mereka berlari mengenakan bikini di sekolah. Aira menjawab bahwa ia sudah membuat alasan, yaitu dengan memfitnah Momo sebagai orang yang menyuruhnya melakukan hal tidak senonoh. Namun, Momo tetap tenang karena merasa Aira hanya berbohong dan tidak serius.

Tiba-tiba, Momo dan Aira dikejutkan oleh kemunculan Mantis tepat di hadapan mereka. Tubuh Mantis tampak mengeluarkan cairan putih yang aneh. Momo dan Aira pun bersiap untuk bertarung. Mantis juga tampak siap menyerang—namun belum sempat bergerak, ia langsung pingsan dan jatuh ke lantai.

5. Mantis Minta Maaf

Mantis bermimpi berada di planet asalnya. Dalam mimpinya, ia melihat anaknya yang bernama Chiquitita menangis sambil melambaikan tangan ke arahnya. Mantis akan merantau ke Bumi untuk bekerja dan mencari uang.

Setelah terbangun dari mimpinya, Mantis mendapati dirinya terbaring di sebuah kasur dengan tubuh penuh perban. Ia melihat Momo, Aira, Seiko, dan Okarun berdiri di hadapannya. Saat Mantis mencoba bangkit, keempatnya langsung bersiap siaga, mengira Mantis akan kembali mengajak bertarung.

Namun, Mantis melihat sepiring kari terletak di dekat kakinya. Momo menjelaskan bahwa ia tidak tahu makanan apa yang biasa dikonsumsi alien, jadi ia membuatkan kari.

Mantis pun berlutut. Air matanya mengalir deras. Ia berterima kasih karena telah dirawat, bahkan mengaku ini pertama kalinya ia diperlakukan sebaik itu. Mantis berjanji tidak akan menyerang mereka lagi. Ia lalu menyantap kari tersebut dengan penuh haru.

6. Masalah Hidup Mantis

Setelah itu, Mantis bercerita bahwa putranya sedang menderita penyakit yang menyebabkan darah keluar dari anus dan saluran kencing. Jika tidak diberi transfusi darah setiap hari, nyawanya tidak akan tertolong. Bahkan, istrinya telah meninggal dunia karena penyakit yang sama. Pengobatannya membutuhkan biaya yang sangat besar.

Mantis lalu menceritakan bahwa planet tempat tinggalnya merupakan wilayah zona konflik yang tidak memiliki sumber penghasilan. Karena itu, mereka terpaksa mencari uang asing dari planet lain. Bangsa mereka adalah alien yang diberkahi tubuh kuat, sehingga sebagian besar bisa bekerja sebagai pengawal atau bodyguard.

Namun, karena Mantis tergolong lemah, ia tidak bisa mendapatkan pekerjaan tersebut. Akhirnya, satu-satunya jalan yang tersisa hanyalah bekerja secara ilegal atau melakukan pekerjaan berbahaya.

7. Solusi Masalah Mantis

Okarun dan Momo berdiskusi mengenai masalah yang menimpa Mantis. Menurut Momo, karena anak Mantis membutuhkan donor darah setiap hari, maka mendapatkan uang dalam jumlah besar sekaligus tidak akan cukup. Mantis membutuhkan pekerjaan dengan penghasilan tetap. Namun, Okarun menyela bahwa meskipun Mantis ingin bekerja, tidak ada pekerjaan yang tersedia di planetnya. Jadi, dari mana bisa mendapatkan uang?

Saat Mantis pasrah menerima nasibnya karena merasa tidak ada solusi, ia bangkit dan bersiap untuk pergi. Namun, Seiko menghadangnya. Ia mengatakan bahwa darah Mantis berbau tengik, lalu bertanya, "Apa cairan putih dari tubuhmu itu darahmu?"

Seiko kemudian memberikan secangkir susu kepada Mantis. Setelah meminumnya, Mantis tampak bahagia dan mengatakan bahwa susu tersebut rasanya mirip darah bangsanya.

Seiko menjelaskan bahwa ia menyadarinya saat mencium aroma perban di tubuh Mantis, yang mengingatkannya pada bekas lap susu sapi. Ia juga menjelaskan bahwa susu sapi kadang disebut sebagai 'darah sapi'.

Mantis mengeluh bahwa rasa susu sapi terlalu encer, dan Seiko menjawab bahwa susu dalam kemasan memang dihomogenisasi terlebih dahulu agar cocok untuk manusia. Seiko kemudian berjanji akan menghadiahkan seekor sapi perah kepada Mantis melalui kenalannya yang seorang peternak.

8. Janji Mantis

Malam harinya, Seiko, Okarun, Momo, dan Aira menyaksikan Mantis bersiap pergi mengendarai UFO. Namun, UFO tersebut mengeluarkan cahaya yang mengarah ke kandang sapi. Cahaya itu perlahan menarik seekor sapi dan membawanya masuk ke dalam UFO.

Mantis mengucapkan terima kasih dan berjanji tak akan melupakan kebaikan mereka. Ia mengatakan bahwa jika suatu saat terjadi sesuatu pada mereka, ia akan berada di pihak mereka.

Aira, Momo, dan Okarun memandangi proses “penculikan” sapi oleh alien dengan sinar penarik dari UFO, dan mereka sepakat itu terlihat sangat keren. Sebelum pergi, Mantis pun berjanji akan bertemu lagi dengan mereka.

Momo kemudian bertanya, “Sekarang Seiko sudah percaya alien, kan?” Seiko menjawab santai, “Itu bukan alien, tapi kappa.” Okarun menimpali, “Menurut teori, kappa itu sebenarnya alien.”

9. Syarat Untuk Momo

Sesampainya dirumah, Momo, Aira, dan Okarun bersujud di depan kaki Seiko. Momo memohon kepada Seiko agar bersedia membelikan mereka seragam sekolah, dan berjanji akan merawatnya dengan baik.

Seiko setuju untuk membelikan seragam bagi Aira dan Okarun, namun memberi syarat khusus kepada Momo: ia harus meniru wajah dan ekspresi Abe Hiroshi sampai Seiko merasa puas. Meskipun enggan, Momo akhirnya terpaksa memasang wajah menyerupai Abe Hiroshi, membuat Aira tertawa terbahak-bahak.

10. Jiji

Tiba-tiba terdengar bunyi bel. Seiko menyuruh Momo membukakan pintu untuk tamu yang datang. Saat Momo memeriksanya, ia terkejut karena tamu itu adalah Jiji. Seiko menyambut dengan hangat, “Ternyata kau datang juga. Aku sudah dengar dari ibumu.”

Okarun yang penasaran bertanya, “Siapa Jiji?”

Seiko menjawab, “Dia teman masa kecil Momo, sekaligus cinta pertamanya.”

Okarun pun tercengang mendengar hal itu.

Post a Comment