Nonton Dandadan Season 2 Episode 03 Review

Table of Contents

 Dandadan Episode 15

1. Ancaman Racun Tsuchinoko

Ketika Okarun dan Jiji beradu tendangan, akhirnya Okarun terpental ke arah Momo yang berada di belakangnya. Jiji lalu menendang bola ke arah Okarun, tetapi Okarun dengan sigap berlari sambil membawa Momo menghindari serangan itu dan menjauh dari Jiji. Ia berlari cepat, menggendong Momo di punggungnya, meninggalkan bangunan bawah dan naik menuju tumpukan rumah di bagian atas.

Sambil terus menggendong Momo, Okarun memberi tahu bahwa situasinya sangat gawat. Tsuchinoko yang kini bersembunyi di dalam tanah sedang menyebarkan racun dari tubuhnya ke seluruh ruangan. Okarun menjelaskan bahwa itulah kemampuan khas cacing laut Mongolia: mampu mengeluarkan sengatan listrik dan racun untuk melumpuhkan lawan.

Okarun memperingatkan Momo bahwa jika mereka tidak segera keluar dari ruang bawah tanah, mereka bisa tewas karena menghirup racun itu. Namun, Momo mendongak ke atas dan merasa pesimis—permukaan terlalu tinggi, dan mereka telah jatuh ke dalam tanah yang sangat dalam.

2. Momo Kembali Ke Permukaan

Okarun berkata ia bisa membantu Momo kembali ke permukaan. Ia meminta Momo untuk menariknya, Jiji, dan Nenek Turbo begitu ia sampai di atas, menggunakan tali atau alat apa pun yang ada. Momo lalu bertanya, bagaimana cara menghadapi Jiji yang masih dirasuki oleh Evil Eye? Okarun pun berjanji akan membebaskan Jiji dan mengembalikan kesadarannya.

Dalam posisi rebahan, Okarun yang telah bertransformasi mengangkat sofa dengan kekuatan tubuhnya. Di atas sofa itu, Momo berjongkok, bersiap untuk dilontarkan ke permukaan. Okarun memberi tahu bahwa ia akan menendang sofa tersebut sekuat tenaga agar Momo bisa terpental ke atas.

Setelah itu, Okarun menendang sofa hingga melesat ke udara. Momo segera mengaktifkan energi esper di kedua kakinya, menciptakan dorongan seperti roket yang mendorong tubuhnya semakin tinggi. Dengan bantuan dua tangan auranya, Momo berhasil meraih dan berpegangan pada lantai ruang jimat di rumah Jiji. Ia pun akhirnya berhasil naik dan kembali ke permukaan.

3. Proses Bunuh Diri Cacing

Setelah tiba di rumah Jiji, Momo menemukan solusi untuk menarik Okarun, Jiji, dan Nenek Turbo yang masih terjebak di bawah tanah, yaitu dengan menggunakan kain gorden. Ia merobek gorden tersebut dan membentuknya menjadi tali, lalu melemparkannya ke dalam lubang. Namun, panjang tali itu masih belum cukup untuk mencapai dasar tanah yang dalam.

Momo pun merasa frustrasi, memikirkan cara untuk menghentikan racun dan mengalahkan cacing tersebut demi menyelamatkan Okarun, Jiji, dan Nenek Turbo yang masih terjebak di bawah tanah. Tiba-tiba, ia teringat kenangan masa kecilnya bersama Jiji saat mereka menemukan seekor cacing.

Saat itu, Jiji bertanya apakah Momo tahu alasan mengapa cacing keluar dari dalam tanah. Jiji menjelaskan bahwa cacing bernapas melalui kulit. Sehari setelah hujan turun, tanah menjadi penuh air sehingga oksigen di pori-pori tanah berkurang.

Karena itu, cacing akan keluar ke permukaan. Namun, jika mereka terlalu lama terkena panas terik matahari, tubuh mereka akan mengering dan mati. Itulah sebabnya serangkaian kejadian tersebut disebut sebagai “proses bunuh diri cacing”.

4. Evil Eye Hajar Okarun

Evil Eye menghampiri Okarun dan mengaku ingin menghabisinya. Okarun pun berlari menjauh, sementara Evil Eye menendang sebuah bola energi ke arahnya. Bola itu terus mengejar, mengikuti ke mana pun Okarun berlari.

Okarun berhasil menghindari serangan mendadak berupa tinjuan dari Evil Eye, tetapi bola energi itu justru mengenai wajahnya hingga membuatnya goyah. Evil Eye pun bergerak cepat, menghampiri dan langsung meninju perut Okarun, membuatnya terjatuh ke tanah. Saat tubuh Okarun terbaring di tanah, Evil Eye mencoba melayangkan pukulan lagi, namun Okarun sigap bergerak menghindar.

Evil Eye lalu mengungkapkan kekesalannya karena Okarun terus-menerus melarikan diri. Namun tiba-tiba, ia merasakan mimisan dari hidung Jiji. Saat itu juga, Evil Eye menyadari bahwa penyebabnya adalah racun yang terus-menerus disebarkan oleh Tsuchinoko ke seluruh ruangan bawah tanah.

Evil Eye kemudian mengarahkan Bola Negatif ke arah Okarun. Bola itu berubah menjadi sebuah rumah kecil yang mengurung Okarun di dalamnya. Di sana, Okarun bisa merasakan jiwa-jiwa para korban yang tewas—mereka adalah sumber dari kekuatan energi negatif milik Evil Eye.

Okarun berusaha keras keluar dari kurungan rumah kutukan tersebut. Ia menendang dan mendorong, namun dinding rumah itu begitu kokoh. Tiba-tiba, Evil Eye memasuki rumah tersebut dan langsung meninju wajah Okarun. Dalam keadaan tak berdaya, Okarun hanya bisa menerima pukulan demi pukulan bertubi-tubi. Evil Eye tampak menikmati setiap serangannya.

5. Kemunculan Tsuchinoko

Di ruang dapur, Momo menyalakan kompor gas di rumah Jiji dan membakar sebuah buku di atasnya. Api pun mulai membesar dan menyebabkan kebakaran. Dari luar rumah, Momo berteriak meminta pertolongan agar segera dipanggilkan petugas pemadam kebakaran.

Tak lama kemudian, petugas pemadam datang dan segera membentangkan selang, menyemprotkan air ke rumah Jiji yang sudah dilalap api. Warga sekitar pun ramai berkumpul menyaksikan kejadian itu. Namun, polisi mencurigai Momo sebagai pelaku pembakaran dan menyuruhnya naik ke mobil untuk dimintai keterangan di kantor polisi.

Momo panik saat melihat matahari hampir tenggelam. Dua polisi langsung menggandeng paksa Momo menuju mobil. Dengan wajah penuh amarah, Momo terus meronta dan memberontak, berteriak sambil mencoba melepaskan diri. Momo berteriak kepada petugas pemadam bahwa rumah itu sudah tak penting lagi, dan meminta mereka menyiram lebih banyak air ke arah tanah.

Tiba-tiba, terjadi goncangan hebat. Semua orang di lokasi mengira itu adalah gempa bumi. Tanah mulai retak, membuat kedua polisi melepaskan Momo dan meminta warga tetap tenang serta tidak bergerak hingga guncangan berhenti.

Sementara itu, Momo tampak tak sabar menantikan hasil dari rencananya. Air yang disiram petugas pemadam akhirnya cukup banyak meresap ke dalam ruang bawah tanah—cukup untuk memaksa Tsuchinoko keluar ke permukaan. Sesuai harapan Momo, makhluk itu akhirnya muncul, membuat semua orang panik dan berlarian ketakutan.

6. Okarun Kalahkan Evil Eye

Saat sedang asyik menghajar Okarun yang tak bisa melawan, Evil Eye mengungkapkan bahwa setelah selesai dengan Okarun, ia juga akan menghajar Momo. Mendengar itu, Okarun langsung memegangi mulut Evil Eye, membuatnya berhenti bicara dan tak lagi bergerak.

Okarun berkata bahwa Evil Eye telah melakukan tiga hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Pertama, telah berani menyakiti Momo. Kedua, telah melukai perasaan Jiji, karena Jiji tidak mungkin menggunakan tubuhnya—yang kini dirasuki Evil Eye—untuk menyakiti Momo. Okarun kemudian meminta Evil Eye mengembalikan tubuh Jiji.

Namun, Evil Eye berusaha meninju wajah Okarun lagi, tapi Okarun berhasil menghindari tinjuan Evil Eye dengan menjatuhkan tubuhnya ke belakang secara cepat.

Okarun pun berjongkok, lalu seketika berdiri dan melayangkan pukulan uppercut dengan kedua kepalan tinjunya, tepat mengenai dagu Evil Eye hingga membuatnya goyah. Tanpa memberi jeda, Okarun kembali berjongkok, lalu berdiri dan menghantam wajah Evil Eye dengan kedua tinjunya, membuat tubuh lawannya terlempar tinggi ke atas.

Di dalam rumah kutukan kecil berwarna ungu, tubuh Evil Eye yang terlempar ke atas melayang tepat di atas kepala Okarun. Dalam mode brutal, Okarun melancarkan pukulan bertubi-tubi dari bawah, menghantam tubuh Jiji yang dirasuki Evil Eye tanpa henti. Pukulan-pukulan itu begitu dahsyat hingga rumah kutukan tersebut hancur berkeping-keping. Akhirnya, tubuh Evil Eye terlempar ke udara dan jatuh terkapar tak sadarkan diri di tanah.

Okarun pun mengucapkan, hal ketiga yang seharusnya tidak dilakukan Evil Eye adalah membuat dirinya murka. Sesaat setelah itu, mode transformasi Okarun menghilang dan ia pun jatuh terbaring di tanah karena kelelahan.

7. Okarun & Nenek Turbo Terjebak

Saat Okarun tengah menyeret tubuh Jiji yang pingsan ke tempat aman, ia mendengar teriakan Nenek Turbo. Okarun pun segera menuju sumber suara dan mendapati Nenek Turbo tergeletak, kesulitan bergerak karena tubuhnya terperangkap dalam cairan lendir lengket yang membanjiri lantai.

Untuk menyelamatkan Nenek Turbo, Okarun menyusun beberapa papan kayu agar bisa berjalan tanpa menyentuh cairan tersebut, lalu berupaya sekuat tenaga menarik tubuh sang nenek agar terbebas. Namun, sesaat setelah berhasil melepaskannya, Okarun terpeleset, dan mereka berdua justru terjebak dalam cairan lengket itu tanpa bisa bergerak.

Nenek Turbo memaki kebodohan Okarun dan menyuruhnya segera bertransformasi agar bisa keluar dari situasi tersebut. Namun Okarun menjelaskan bahwa dirinya sudah mencapai batas transformasi—dua kali dalam sehari—dan tidak bisa melakukannya lagi.

Akhirnya, satu-satunya harapan mereka hanyalah Momo, yang mungkin masih bisa datang menolong mereka berdua.

8. Tsuchinoko Tewas

Momo bersorak gembira karena matahari belum sepenuhnya tenggelam dan sinarnya masih sempat menyinari Tsuchinoko. Ia tahu bahwa kelemahan cacing raksasa itu adalah sinar matahari. Namun, Momo terkejut saat melihat Tsuchinoko berusaha berlindung dari terik matahari di balik reruntuhan rumah Jiji.

Tanpa ragu, Momo segera menggunakan tangan auranya untuk mengangkat mobil pemadam kebakaran, lalu melemparkannya ke arah reruntuhan rumah Jiji hingga sisa bangunan itu benar-benar hancur.

Akhirnya, kulit Tsuchinoko mulai mengering karena paparan sinar matahari. Makhluk itu pun roboh dan tergeletak tak bernyawa di tanah. Momo tercengang—ia tak menyangka Tsuchinoko bisa dikalahkan semudah itu hanya karena sinar matahari.

9. Gunung Meletus

Momo menendang tubuh Tsuchinoko untuk memastikan apakah makhluk itu benar-benar mati. Namun, tiba-tiba tubuh Tsuchinoko bergerak. Momo segera berlari menjauh, tapi tak disangka, jasad Tsuchinoko yang sudah tak bernyawa itu mendadak memuntahkan sepuluh anggota keluarga Kito yang sebelumnya telah ia telan.

Momo terkejut melihat keluarga Kito masih hidup. Naki yang marah mencaci Momo karena telah berani membunuh Tsuchinoko. Namun Momo menjawab dengan tenang bahwa ia tidak punya waktu untuk meladeni mereka. Ia segera pergi dengan maksud menolong Okarun, Jiji, dan Nenek Turbo yang masih terjebak di bawah tanah.

Baru satu langkah Momo ambil, tiba-tiba terjadi gempa bumi sungguhan. Seluruh desa berguncang hebat. Naki yang semakin murka menuduh Momo sebagai penyebabnya karena telah membunuh Tsuchinoko. Dan seketika, gunung berapi yang berada di desa—yang sudah dua ratus tahun tidak pernah meletus—kini kembali aktif, meletus dan mengejutkan Momo serta seluruh keluarga Kito.

Post a Comment