Nonton Dandadan Season 2 Episode 04 Review

Table of Contents

 Dandadan Episode 16

1. Legenda Keliru

Sistem peringatan melalui toa mengumumkan kepada masyarakat desa bahwa telah terjadi erupsi gunung berapi, dan menyuruh mereka untuk segera mengungsi.

Naki menyalahkan Momo, dan memberitahunya bahwa selama ini desa aman dari letusan Gunung Merapi berkat keluarga Kito yang melestarikan budaya penumbalan manusia untuk memberi makan Tsuchinoko. Namun, sekarang semuanya telah berakhir karena Tsuchinoko telah tewas akibat ulah Momo.

Momo kemudian merenungkan kejanggalan dalam legenda desa. Menurutnya, seekor cacing seharusnya tidak muncul di bawah terik matahari. Ia juga merasa aneh mengapa legenda tersebut menyebut bahwa kemunculan naga yang terbang ke langit akan diikuti oleh pelangi.

Setelah memahami semuanya, Momo memberi tahu keluarga Kito bahwa yang dimaksud dalam legenda bukanlah ular besar Tsuchinoko. "Naga yang terbang ke langit" sebenarnya adalah geyser yang muncul saat Momo mandi di kolam air panas. Ia mengungkapkan bahwa kemunculan geyser dan pelangi di kolam pemandian adalah pertanda bahwa gunung akan segera meletus.

2. Naga = Geyser

Momo menggunakan kedua tangan berlapis auranya untuk mengangkat bagian anus dari cacing raksasa Tsuchinoko. Ia lalu berlari sambil dikejar oleh keluarga Kito, membawa bagian anus itu menuju pemandian air panas, lalu menancapkannya ke mulut geiser yang menyemburkan air deras.

Setelah itu, Momo lalu berlari menuju kepala cacing dan memandangi gunung yang sedang meletus. Dalam hatinya, ia bertekad tak akan membiarkan legenda sesat tentang ular besar yang harus diberi tumbal demi meredakan amarah gunung menjadi kenyataan.

Momo kemudian mengangkat bagian kepala cacing setinggi mungkin seperti sedang memegang selang, karena ia tahu bahwa tubuh cacing itu terhubung seperti tabung, dari mulut hingga pantat.

Air dari geiser pun mengalir melalui bagian kepala, menyemburkan lendir yang ternyata sangat efektif dalam memadamkan leleran lava. Namun, masalahnya adalah jangkauan kebakaran di hutan akibat lava terlalu luas, sehingga Momo kewalahan mengatasinya sendirian.

3. Keluarga Kito Berulah

Tiba-tiba, Naki menerjangkan kedua kakinya ke punggung Momo. Momo terlempar dan jatuh ke tanah. Naki dan keluarga Kito lalu berkumpul.

Naki memperingatkan Momo agar tidak melecehkan jasad Tsuchinoko yang sudah mati. Momo menjelaskan bahwa ia hanya ingin menghentikan leleran lava dan meminta agar tidak diganggu.

Namun, Naki membalas bahwa orang luar tak perlu ikut campur hanya demi mendapat pujian sebagai penyelamat desa. Menurutnya, tugas untuk melindungi desa dari bencana letusan gunung berapi adalah hak dan tanggung jawab keluarga Kito.

4. Manjiro Muncul

Naki berlari, diikuti oleh keluarga Kito lainnya, hendak menyerang Momo yang masih tak berdaya dan jatuh duduk di tanah. Ketika Naki dan keluarga Kito bersiap menyergap Momo yang terpojok, tiba-tiba Manjiro muncul dan menendang mereka hingga terpental dan terhuyung mundur.

Manjiro berdiri menghadapi kumpulan keluarga Kito, sementara Momo berada di belakangnya. Ia berkata pada Momo bahwa ia tak menyangka Momo adalah cucu dari gurunya. Manjiro lalu mengungkapkan bahwa seminggu yang lalu, Seiko meneleponnya dan memberitahu bahwa akan ada tiga remaja yang datang ke sana, serta memintanya untuk mengawasi mereka.

Manjiro pun menyuruh Momo untuk segera melanjutkan memadamkan api menggunakan jasad Tsuchinoko, sementara ia sendiri bersiap bertarung melawan keluarga Kito.

5. Evil Eye Serang Naki Kito

Saat Momo kembali menggunakan kedua tangan auranya untuk mengangkat jasad Tsuchinoko ke udara dan menyemburkan lendir yang mengalir dari mulut Tsuchinoko demi memadamkan kebakaran hutan, Evil Eye tiba-tiba menembakkan bola-bola energi negatif secara beruntun ke arah jasad tersebut.

Serangan mendadak itu mengganggu konsentrasi Momo, memaksanya menghentikan aktivitas pemadaman api.

Tak berhenti di situ, Evil Eye kembali melepaskan tembakan bola energi negatif, kali ini mengarah ke sembilan anggota keluarga Kito sekaligus. Mereka terpental satu per satu, hingga hanya Naki yang tersisa berdiri.

Evil Eye kemudian bersiap melancarkan tendangan ke arah Naki yang tengah terpojok di hadapannya. Namun, Momo dengan sigap menggunakan tangan auranya dan menarik tubuh Naki ke belakang, membuat tendangan Evil Eye gagal mengenai sasaran.

6. Mantis & Chiquitita

Ketika Evil Eye bergerak cepat dan tiba-tiba muncul di hadapan Momo, ia langsung mengayunkan tendangan ke arah Momo yang tak sempat menghindar. Namun, secara tiba-tiba, Mantis muncul dan menghantam wajah Evil Eye dengan tinjunya, membuat Evil Eye terhuyung mundur.

Momo kemudian mendongak ke atas dan melihat sebuah UFO yang dikemudikan oleh Chiquitita. UFO tersebut memancarkan sinar laser berwarna kuning ke arah tanah. Melalui sinar itu, Seiko dan Taro perlahan turun dari udara menuju permukaan.

Seiko mulai menyusun strategi untuk mengalahkan Evil Eye. Ia menyuruh Manjiro merapalkan mantra Tohokamiemitame, lalu meminta Taro bersiap menerjang Evil Eye begitu ia memberi aba-aba.

7. Penyegelan Evil Eye

Seiko dan Mantis kemudian bersiap menghadapi Evil Eye dalam pertarungan. Setelah Evil Eye berhasil menghindari tinju dari Mantis, Seiko mampu mengimbangi perlawanan dengan terus memukul menggunakan tongkat bisbol, yang ditangkis oleh kaki Evil Eye. Di tengah pertarungan, Seiko memberi aba-aba kepada Taro untuk memulai rencana.

Taro pun segera berlari kencang ke arah Evil Eye dan Seiko yang masih sibuk bertarung. Namun, Evil Eye lebih cepat dan langsung meninju tubuh Taro yang hendak menabraknya. Tubuh Taro hancur berkeping-keping dan berhamburan di udara.

Saat itu, Evil Eye melihat beberapa kertas jimat menempel di dalam tubuh Taro yang hancur. Ia pun panik. Rapalan mantra Tohokamiemitame yang diucapkan Manjiro mulai bereaksi pada kertas jimat yang menempel di setiap kepingan tubuh Taro.

Setiap kepingan tubuh Taro yang beterbangan perlahan menempel ke tubuh Evil Eye. Lalu, tubuh Taro kembali utuh dan berhasil mengurung Evil Eye di dalam tubuhnya.

8. Manjiro & Seiko

Setelah itu, Chiquitita yang mengemudikan UFO mengangkut jasad Tsuchinoko dengan cahaya berwarna kuning, lalu menyiramkan lendir yang keluar dari mulut Tsuchinoko untuk memadamkan kebakaran hutan.

Sementara itu, Seiko memarahi Manjiro karena dianggap lalai mengawasi tiga remaja yang sebelumnya telah diperintahkannya. Manjiro membela diri, mengatakan bahwa saat itu ia menerima telepon dari Seiko yang tidak jelas, bahkan tidak tahu siapa yang menelepon. Ia justru meminta Seiko untuk memujinya karena berhasil memahami situasi dan bergerak cepat menolong Momo. Seiko akhirnya memuji Manjiro.

Seiko pun menyadari bahwa Taro ternyata berguna. Berkat bantuannya sebagai boneka anatomi manusia, Evil Eye berhasil disegel. Taro kemudian menghampiri Seiko dan bertanya ke mana ia harus meletakkan jeroan dalam tubuhnya. Seiko menyuruhnya menyimpannya di kresek supermarket.

9. Chiquitita Selamatkan Okarun & Nenek Turbo

Mantis dan Momo berlari menuju rumah Jiji. Sesampainya di sana, Mantis langsung meninju puing-puing bangunan yang menutupi lubang menuju ruang bawah tanah. Momo terkejut saat melihat lubang itu telah berubah menjadi kolam lava. Mantis menyebut bahwa kemungkinan Okarun tidak akan selamat, dan Momo tampak cemas namun menolak mempercayai hal itu.

Momo kemudian mendongak ke atas dan berteriak, menyuruh Chiquitita yang mengemudikan UFO untuk mengarahkan lendir Tsuchinoko ke kolam lava tersebut. Mantis mencoba menghentikan Momo yang berniat masuk ke dalam kolam lava karena khawatir ia akan mati. Namun, Momo memberitahu bahwa dirinya telah berjanji untuk menolong Okarun.

Chiquitita memberitahu Momo bahwa ia tidak akan menyiramkan lendir Tsuchinoko ke kolam lava, dan menegaskan bahwa Momo tidak perlu menyelam ke sana agar tidak mati sia-sia. Sebagai gantinya, Chiquitita menggunakan sinar cahaya kuning dari UFO yang berfungsi sebagai tarikan gravitasi untuk mengangkat bongkahan batu yang berlumuran lava dari dalam kolam ke permukaan.

Setelah bongkahan batu yang berlumuran lava disemprot dengan lendir Tsuchinoko, Momo bergegas mengoyak bongkahan tersebut. Di dalamnya, terdapat Okarun yang sedang memeluk Nenek Turbo. Okarun berkata kepada Momo bahwa ia percaya Momo akan menolongnya. Nenek Turbo terbangun, lalu berjingkrak karena masih merasa kepanasan, dan berlarian sambil mengomel karena Momo terlalu lama menolong.

10. Cara Okarun Bisa Selamat

Okarun memberi tahu Momo bahwa jika ia tidak menolong Nenek Turbo yang terjebak oleh lendir Tsuchinoko, kemungkinan besar ia sudah tewas terkena leleran lava. Ia menjelaskan bahwa mereka terkurung di dalam rumah yang dipenuhi lendir Tsuchinoko.

Saat lava mulai mengalir, lendir tersebut membentuk bongkahan yang mengurung Okarun dan Nenek Turbo di dalamnya, sekaligus menghalangi lava agar tidak menembus ke dalam.

Setelah membantu menarik kedua tangan Okarun agar bisa bangkit berdiri, Momo memeluknya. Ia menangis haru dan berkata, “Syukurlah kau masih hidup, Okarun.”

Post a Comment