Nonton Dandadan Season 2 Episode 05 Review
Dandadan Episode 17
1. Ritual
Di pekarangan rumah Momo, Seiko—didampingi oleh Manjiro dan Momo—mengadakan ritual di depan kuil. Tubuh Taro, yang di dalamnya terdapat Evil Eye, dibaringkan di atas sebuah meja menghadap api yang menyala di depan kuil. Chiquitita, Okarun, dan Mantis ikut hadir dan berdoa dalam upacara ritual tersebut.
Namun, hasilnya nihil. Tubuh Jiji masih dikuasai oleh Evil Eye, yang dengan angkuh menyatakan bahwa ritual Seiko sia-sia dan tak ada gunanya.
2. Obrolan Makan Malam
Setelah itu, Seiko mengadakan jamuan makan malam yang dihadiri oleh Momo, Okarun, Mantis, Chiquitita, Taro, Nenek Turbo, Manjiro, dan Aira. Dalam suasana santai itu, Aira memprotes karena dirinya—selaku ketua—tidak diajak dalam misi pembersihan rumah Jiji. Momo merasa heran mengapa Aira hadir dalam jamuan makan malam, padahal tidak ikut bekerja saat misi berlangsung.
Aira juga penasaran mengapa Mantis kembali datang ke Bumi. Mantis pun menjelaskan bahwa sapi yang ia bawa ke planetnya tidak mengeluarkan susu saat diperah. Karena itu, Mantis memutuskan untuk tinggal di Bumi bersama Chiquitita agar Chiquitita tetap bisa bertahan hidup, karena Chiquitita membutuhkan asupan susu setiap hari. Merasa terharu, Aira memeluk Chiquitita.
Seiko memberi tahu Manjiro bahwa, untuk sementara, tubuh Jiji akan dibiarkan terkurung dalam tubuh Taro. Namun, Manjiro meragukan kemampuan Hayashi Grup—yang rencananya akan disewa oleh Seiko—untuk benar-benar mengusir Evil Eye dari tubuh Jiji. Menurutnya, kekuatan spiritual Jiji terlalu kuat, sehingga membuat Evil Eye sulit dipisahkan sepenuhnya dari tubuhnya.
3. Jiji Kembali
Tiba-tiba, saat Taro mencoba memasukkan oden ke mulutnya, tubuhnya seketika terlempar ke belakang. Dari mulutnya terdengar teriakan Jiji, 'Panas!'—membuat semua orang terkejut."
Seiko segera memperingatkan semua orang agar tetap waspada terhadap Jiji, karena roh jahat bisa saja meniru suara seseorang. Ia kemudian menyuruh Taro membuka penutup wajahnya, dan ternyata benar—wajah Jiji sudah kembali normal, begitu pula dengan kesadarannya. Jiji berhasil merebut kembali tubuhnya yang sebelumnya dirasuki Evil Eye.
Untuk memastikan kondisinya, Seiko melakukan observasi terhadap Jiji. Ia menyiramkan air dingin ke wajah Jiji, dan roh Evil Eye kembali merasuki tubuhnya. Namun, saat Seiko menyiramkan kuah oden yang panas, Jiji kembali normal.
4. Seiko Minta Maaf
Taro kemudian memprotes, mempertanyakan sampai kapan tubuhnya akan terus digunakan oleh Jiji. Ia juga mengeluh, bagaimana mungkin bisa bermesraan dengan Hana jika kondisinya terus seperti ini?
Seiko menjelaskan kepada Taro bahwa, untuk sementara waktu, ia tidak mengizinkan Taro bertemu dengan Hana. Gerbang rumah Seiko ditutup pukul 10 malam, dan ia tidak ingin Hana melakukan hal-hal aneh di tengah malam.
Setelah itu, Seiko tiba-tiba memasang raut serius dan meminta maaf kepada Okarun, Jiji, dan Momo. Ia merasa sangat bersalah, dan mengungkapkan bahwa jika sejak awal ia tahu mereka akan berurusan dengan Evil Eye, ia tidak akan membiarkan Momo, Okarun, dan Jiji pergi tanpa pendampingannya. Seiko merasa bertanggung jawab atas musibah yang terjadi. Dengan tulus, ia membungkukkan badan dan menyampaikan permintaan maaf kepada mereka bertiga.
5. Ancaman Evil Eye
Sembari duduk di atas panci, Nenek Turbo memberi tahu mereka bahwa mereka sangat naif jika berpikir bisa terus menahan Evil Eye hanya dengan memanfaatkan tubuh Taro sebagai boneka anatomi yang ditempeli jimat.
Nenek Turbo menjelaskan bahwa Evil Eye pada dasarnya adalah yokai gunung, dan levelnya sudah setara dengan dewa, bahkan sampai disembah oleh banyak orang.
Ia mengatakan bahwa jika Evil Eye merasuki tubuh manusia biasa, orang tersebut bisa mati. Itulah sebabnya Evil Eye mengincar manusia yang memiliki kekuatan roh besar, seperti Jiji.
Nenek Turbo juga menjelaskan bahwa saat ini Evil Eye yang merasuki Jiji masih berada pada tahap seperti bayi, sehingga mereka semua masih beruntung bisa selamat dari bencana. Namun, ia memperingatkan bahwa Evil Eye akan terus bertambah kuat, dan suatu saat nanti mereka tidak akan mampu menahannya lagi.
6. Solusi Kerasukan
Seiko kemudian menegaskan bahwa mereka semua harus mengawasi Jiji dengan ketat. Ia melarang Jiji dan Manjiro meninggalkan Kota Kamigoe sebelum Evil Eye berhasil sepenuhnya diusir dari tubuh Jiji.
Seiko menjelaskan bahwa kekuatan jimat penghalang tidak akan berguna di luar wilayah Kamigoe. Meskipun begitu, ia juga mengakui bahwa roh jahat sekuat Evil Eye pada akhirnya bisa menjadi kebal terhadap jimat penghalang tersebut.
Untuk mengantisipasi jika Jiji kembali dirasuki oleh Evil Eye, Seiko memberikan Okarun dan Momo masing-masing sebuah termos berisi air panas, dan mewajibkan mereka membawanya ke mana pun mereka pergi. Air panas itu dapat digunakan untuk menyiram tubuh Jiji dan membatalkan kerasukannya jika Evil Eye kembali mengambil alih.
Seiko juga mengingatkan Jiji agar berhati-hati terhadap air dingin—baik saat hujan, minum, maupun mencuci tangan—karena hanya setetes air dingin saja sudah cukup untuk membuat tubuh Jiji kembali dikuasai oleh Evil Eye.
7. Menjenguk Ortu
Keesokan harinya, mereka menaiki mobil menuju rumah sakit untuk menjenguk orang tua Jiji. Manjiro mengemudi, sementara Seiko duduk di sampingnya. Di barisan kursi nomor dua, Jiji duduk bersama kepala Taro. Di barisan ketiga, ada Okarun dan Momo.
Sesampainya di rumah sakit, Jiji menangis haru saat melihat kedua orang tuanya yang sudah mulai sehat dan kini berdiri di hadapannya. Dari kejauhan, di balik pintu, Momo, Okarun, dan kepala Taro mengintip Jiji yang tengah bersama orang tuanya. Momo lalu menyuruh Taro untuk menggerakkan tubuh, karena Jiji tak bisa mengendalikan badannya sendiri—dari bahu hingga ujung kaki—karena masih terbungkus tubuh Taro.
Namun, saat Taro mencoba menggerakkan tubuhnya, Jiji malah terlihat berjoget aneh di depan kedua orang tuanya. Momen haru pun rusak seketika, karena ibu dan ayah Jiji terkejut melihat tingkah anak mereka yang tiba-tiba menari-nari tanpa kendali.
8. Nasib Keluarga Kito
Berita di televisi mengabarkan bahwa kebakaran hutan akibat letusan gunung di Desa Byakuja sudah mereda. Tak lama kemudian, berita berganti menampilkan keluarga Kito yang ditangkap polisi atas tuduhan pembunuhan dan penculikan. Sementara itu, Naki Kito—yang menjadi tersangka utama dan usianya tidak diketahui—masih berstatus buron.
Sejumlah polisi terlihat tengah melacak keberadaan Naki di sebuah hutan. Naki sendiri bersembunyi di balik batang pohon. Ia akhirnya berhasil melarikan diri tanpa diketahui oleh polisi. Dalam kondisi tubuh yang tampak lemah, Naki menyayangkan kematian Tsuchinoko, makhluk yang telah ia rawat selama 200 tahun.
Diliputi amarah, Naki merobohkan pohon untuk melampiaskan emosinya, lalu bersumpah takkan memaafkan Momo. Ia kemudian berubah ke wujud aslinya—sesosok monster semut—dan menyatakan bahwa Momo kini telah menjadikan manusia bawah tanah sebagai musuhnya.
9. Di Sekolah
Di sekolah, Aira hanya berdiri membisu di depan pintu kelas. Ia ragu untuk melangkah masuk, sementara tatapan sinis dari teman-temannya terasa menusuk. Kini semua orang tahu bahwa Aira tak sebaik yang mereka kira, setelah ia sendiri mengakui bahwa gosip buruk tentang Momo yang sempat tersebar hanyalah kebohongan yang ia ciptakan.
Melihat hal itu, Okarun dan Momo menghampirinya. Tanpa berkata banyak, Momo mengajak Aira untuk mengikutinya, membuat teman-teman sekelasnya terheran-heran melihat kedekatan yang tak terduga itu.
Beberapa saat kemudian, Momo bertanya pada Aira dan Okarun apakah mereka bersedia menginap di rumahnya. Alasannya, jika Jiji kembali dirasuki Evil Eye, kehadiran mereka akan sangat membantu. Karena Seiko dan Manjiro berjaga di siang hari saat Momo berada di sekolah, ia ingin mereka bisa beristirahat di malam hari.
Okarun tersipu malu dan langsung mengiyakan—dalam hatinya, ia memang ingin lebih dekat dengan Momo. Aira juga tersipu dan menyatakan kesediaannya, karena diam-diam ingin lebih dekat dengan Okarun.
Momo menegaskan bahwa ia tidak memaksa. Namun, Okarun dan Aira serempak menjawab bahwa mereka bersedia menginap.
10. Jiji Kerasukan Lagi
Sore harinya, tangan Taro yang membungkus tangan Jiji tiba-tiba terlepas dengan sendirinya. Seiko segera memeriksanya dan melihat bahwa jimat yang ditempelkan di tubuh Taro telah mencapai batas kemampuannya.
Seiko pun mengizinkan Taro untuk melepaskan seluruh bagian tubuhnya yang menempel pada tubuh Jiji. Jiji berterima kasih atas bantuan Taro, dan Seiko mengingatkannya bahwa kini Jiji sudah tidak memiliki pelindung lagi, serta menyuruh Jiji untuk lebih waspada terhadap air dingin.
Malam harinya, Seiko menghidangkan makan malam untuk Okarun, Momo, Nenek Turbo, Aira, dan Jiji. Saat semua tengah asyik mengobrol dan menikmati makanan, Seiko meminta Okarun untuk mengambilkan kecap. Okarun, yang duduk di samping Jiji, secara tak sengaja meneteskan kecap ke tangan Jiji saat menyerahkannya kepada Seiko.
Dalam sekejap, Jiji berubah menjadi Evil Eye. Ia membalik meja makan dan melancarkan serangan dahsyat yang menghancurkan dinding rumah Momo.
Post a Comment