Nonton Dandadan Season 2 Episode 06 Review
Dandadan Episode 18
1. Kedatangan Hayashi Grup
Momo segera menyiramkan air panas ke tubuh Evil Eye, dan Jiji pun kembali normal. Ia duduk berlutut sambil meminta maaf atas kejadian saat dirinya kerasukan.
Nenek Turbo memukuli punggung Jiji dengan kayu, sementara Aira mengomelinya karena ceroboh dan tidak waspada terhadap air dingin. Seiko kemudian menenangkan mereka, karena menurutnya, tidak mudah bagi Jiji untuk menghadapi masalah ini.
Beberapa saat kemudian, empat pria berpakaian ala rocker mendatangi Seiko dan memperkenalkan diri sebagai Hayashi Grup, tamu yang memang telah diundangnya. Momo, Okarun, Aira, Jiji, dan Seiko tampak terkejut melihat kedatangan Hayashi Grup yang muncul di saat yang tepat.
2. Kekuatan Hayashi Grup
Setelah itu, Seiko menghampiri Hayashi Grup yang sedang melakukan soundcheck sebelum memulai pertunjukan band. Momo, Aira, Jiji, dan Okarun tampak penasaran, membayangkan seperti apa penampilan Hayashi Grup nanti.
Seiko memberi tahu Momo bahwa Hayashi Grup bukanlah pembasmi roh, bahkan mereka tidak memiliki kepekaan terhadap roh.
Namun, kekuatan dari pertunjukan band mereka diyakini mampu membuat suara musik dan vokal terdengar hingga ke alam baka. Karena tidak peka terhadap roh jahat, kehadiran Hayashi Grup tidak akan menarik roh-roh tersebut selama proses pengusiran.
Di pekarangan rumah, Seiko kembali mengadakan ritual. Ia duduk memandangi Jiji, sementara tubuh Jiji dibaringkan di atas sebuah meja yang menghadap ke arah api yang menyala di depan kuil.
3. Konser
Setelah itu, Hayashi Grup bersiap untuk tampil. Ujang sebagai bassist, Wawan sebagai vokalis, Panjul di posisi drummer, dan Junaidi sebagai gitaris. Mereka pun mulai membawakan lagu berjudul Haunting Soul.
Alunan musik rock yang dibawakan Hayashi Grup terdengar sangat keren. Vokal dan lirik lagunya pun begitu kuat dan menggugah, membuat Aira, Momo, dan Okarun yang sedang menonton terpukau. Mereka menikmati penampilan tersebut sambil mengangguk-anggukkan kepala mengikuti irama.
Bahkan Seiko, yang duduk bersimpuh sambil memandangi tubuh Jiji yang terbaring di atas meja, ikut menikmati musik. Ia mengangguk-anggukkan kepala sambil memukulkan gohei ke arah Jiji, seolah mengikuti ritme lagu.
Penampilan Hayashi Grup begitu dahsyat hingga suaranya terdengar sampai ke area pemakaman di sekitar lokasi. Ribuan roh pun berdatangan, berkumpul untuk menonton dan menikmati konser tersebut. Sementara itu, tubuh Jiji mulai mengalami kejang-kejang, bereaksi terhadap ritme musik dan vokal yang dibawakan Hayashi Grup.
4. Permohonan Jiji
Melihat tubuh Jiji semakin kejang-kejang, Seiko segera menyuruh Momo menggunakan tangan auranya untuk menahan tubuh Jiji. Setelah Momo melakukannya, ia merasakan energi roh Evil Eye di dalam tubuh Jiji. Saat Momo hendak menarik roh itu keluar, tiba-tiba Jiji berteriak, melarangnya menyingkirkan Evil Eye dari tubuhnya.
Jiji mengungkapkan bahwa ia telah berjanji akan menemani Evil Eye bermain seumur hidupnya. Ia merasa kasihan karena semasa menjadi manusia, Evil Eye tidak memiliki teman dan sangat mengidamkan seseorang untuk diajak bermain. Sambil meneteskan air mata, Jiji memohon agar roh itu tidak dimusnahkan. Ia berjanji akan berusaha sekuat tenaga agar tidak lagi terkena air dingin.
Seiko lalu menyemprotkan alat pemadam api dan memadamkan api ritual, membuat Hayashi Grup terkejut dan menghentikan pertunjukan mereka. Ia merebut mikrofon dari tangan Wawan dan mengumumkan bahwa pengusiran roh dibatalkan. Seiko bahkan mengizinkan Hayashi Grup untuk pulang, karena ia memutuskan akan menjadikan Evil Eye sebagai peliharaan keluarganya.
5. Okarun Siap Tangani Jiji
Okarun, Momo, dan Aira terkejut mendengar keputusan dari Seiko. Seiko lalu memberi tahu mereka bahwa Jiji telah mengambil keputusan itu dengan tekad yang bulat, dan Seiko menyukai sikap tersebut.
Aira memprotes Seiko karena menurutnya, keputusan egois Jiji hanya akan membuang waktu berharga mereka untuk terus-menerus menjaga Jiji.
Okarun pun menyatakan bahwa ia akan berlatih lebih keras agar mampu menjinakkan Evil Eye saat roh itu merasuki Jiji. Ia bersedia melakukannya karena menganggap Jiji sebagai teman yang sangat berharga. Mendengar hal itu, Jiji pun terkesan.
Momo segera merangkul bahu Okarun dan berkata bahwa ia juga akan berlatih lebih keras agar bisa membantu Okarun menghadapi Evil Eye.
Aira yang cemburu langsung melemparkan tangan Momo dari bahu Okarun, dan keduanya pun bertengkar. Dalam amarahnya, Aira menyatakan bahwa ia juga akan berlatih lebih keras demi membantu Okarun menghadapi Evil Eye.
6. Belajar Kendalikan Evil Eye
Setelah menambal lubang pada setiap tembok dan atap rumah Momo yang bocor menggunakan kardus, Seiko menyuruh Jiji duduk seiza. Ia kemudian meminta Jiji membayangkan sinar laser keluar dari ujung kepala dan ujung jari-jarinya.
Namun, Jiji terjatuh saat Seiko mendorongnya dengan tongkat bisbol. Momo, yang juga sedang duduk seiza, lalu menyuruh Jiji mendorong dirinya sekuat tenaga. Jiji terpukau karena Momo tidak terjatuh sama sekali.
Seiko memuji Momo yang dulunya bersikeras menolak untuk dilatih, namun kini sudah menjadi ahli. Jiji pun tersadar bahwa sejak kecil, Momo sering berpose dengan satu tangan di atas kepala, sambil mengangkat jari telunjuk dan ibu jari ke atas membentuk huruf “L”. Dulu, Jiji sering mengolok-olok Momo, tetapi sekarang ia menyadari bahwa pose itu adalah bagian dari latihan untuk mengeluarkan energi ki.
Seiko menjelaskan bahwa jika Jiji berhasil mengeluarkan ki, maka ia juga bisa menggunakan kekuatan rohnya sendiri. Dengan begitu, Jiji akan menjadi sangat kuat—bahkan mampu mengendalikan kekuatan Evil Eye.
7. Balas Budi
Pagi harinya, Okarun memanaskan air dari keran untuk Jiji, lalu menyuruhnya mencuci tangan. Setelah itu, Okarun meminta Jiji mundur saat ia hendak memperbaiki kardus yang lepas dari dinding rumah Momo yang berlubang, karena khawatir Jiji akan terkena percikan embun pagi.
Jiji merasa tidak enak hati karena merasa sangat merepotkan Okarun. Namun, Okarun menjelaskan bahwa saat dirinya dirasuki Nenek Turbo, ia juga banyak merepotkan Momo dan Seiko. Meski begitu, Momo dan Seiko tetap merawatnya dengan sepenuh hati.
Okarun juga sempat berniat mengganti uang seragamnya yang rusak dan telah dibelikan oleh Seiko. Ia pun bekerja sebagai tukang antar koran untuk mengumpulkan uang, tetapi Seiko menolak saat Okarun hendak memberikannya.
Seiko berkata bahwa jika Okarun merasa berutang karena telah dibantu, maka tugasnya adalah membalas kebaikan itu dengan membantu orang lain yang juga sedang kesulitan. Okarun mengaku ingin menyampaikan kata-kata Seiko itu kepada Jiji. Mendengarnya, Jiji memuji Seiko dan mengatakan bahwa ia sangat keren.
8. Kerja Paruh Waktu
Setelah itu, Seiko, Okarun, Momo, Aira, dan Jiji menyantap sarapan bersama di meja makan. Seusai makan, Jiji berdiri di gerbang torii rumah Momo untuk mengantar kepergian Okarun, Momo, dan Aira yang hendak berangkat ke sekolah.
Di kelas, Momo memberi tahu Miko dan Muko bahwa ia ingin mencari pekerjaan paruh waktu karena ingin merenovasi rumahnya yang rusak. Muko kemudian menyampaikan bahwa Ririn, teman sekelas mereka, sedang mencari seseorang untuk bekerja paruh waktu di Cafe.
Momo pun meminta Muko dan Miko agar menyampaikan kepada Ririn bahwa ia tertarik dengan pekerjaan tersebut.
9. Kafe
Sepulang sekolah, Miko dan Muko menghampiri Okarun di kelas, lalu menyeretnya secara paksa untuk berkencan bertiga. Meskipun Okarun bersikeras menolak, Miko dan Muko tetap berhasil membawanya ikut serta. Mereka bertiga menaiki kereta, dan sesampainya di tujuan, Miko dan Muko membawa Okarun memasuki sebuah kafe.
Begitu masuk ke dalam kafe, Okarun terkejut saat melihat dua pelayan wanita dengan dandanan yang menggemaskan — dan salah satunya adalah Momo. Miko dan Muko lalu memesan tiga gelas teh, kemudian menyuruh Momo melayani mereka dengan benar.
Momo syok melihat Okarun menghampirinya, dan Okarun pun tak kalah terkejut mengetahui bahwa Momo bekerja paruh waktu di sana.
Post a Comment