Nonton Sakamoto Days Season 2 Episode 02 Review

Table of Contents

 Sakamoto Days Episode 13

1. Shaotang Selamatkan Shin

Diperlihatkan kilas balik ingatan Shin tentang penyebab ia bisa membangkitkan kemampuan melihat masa depan. Saat itu, Wutang menjelaskan bahwa ketika seseorang berpikir ingin menggerakkan tubuhnya, sebenarnya alam bawah sadar sudah lebih dulu merencanakan gerakan otot-otot di tubuh.

Sakamoto memahami maksud Wutang, lalu menambahkan bahwa proses ini berlangsung sangat cepat—dalam hitungan milidetik. Gerakan tubuh bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui tahapan berpikir dan pengiriman sinyal sebelum pergerakan terjadi. Sakamoto menyebutnya sebagai momen penentu hidup dan mati.

Menurut Wutang, jika Shin mampu menggunakan kemampuan espernya untuk melampaui perhitungan alam bawah sadar, Shin akan menjadi sangat sulit dikalahkan oleh siapa pun lawannya.

Kembali ke masa kini, Shin meninju Sao hingga terlempar dan terhuyung mundur. Namun, saat Shin berlari ke arahnya untuk memberikan pukulan pamungkas, tubuhnya tiba-tiba melemah akibat penggunaan kekuatan barunya yang berlebihan.

Sao memanfaatkan momen itu untuk melempar tali dan mengikat tubuh Shin, lalu menariknya mendekat sambil bersiap menebaskan kapak. Namun, Shaotang tiba-tiba muncul di belakang Sao dan mendorong kepalanya, membuat tubuh Sao terlempar. Shin pun berhasil selamat.

2. Tinju Mabuk Mafia

Shin terkejut melihat Shaotang. Ekspresi wajah dan suaranya berubah, seakan bukan lagi Shaotang yang ia kenal. Shin mengambil botol etanol yang dipungut dari lantai dan meyakini bahwa Shaotang telah meminumnya.

Namun, ia hanya mengenali bahwa Shaotang berubah ke tiga jenis tinju mabuk: tinju mabuk mengamuk, tinju mabuk menangis, dan tinju mabuk tertawa. Kali ini, Shin tersadar bahwa Shaotang sedang menggunakan tinju mabuk baru, yaitu tinju mabuk mafia.

Shaotang melompat, lalu menghantamkan lututnya ke kepala Sao. Ia menjatuhkan Sao hingga telungkup di lantai, lalu menduduki tubuhnya. Shaotang menancapkan sekop mini ke pergelangan tangan Sao, membuatnya berteriak kesakitan.

Sao pun memohon ampun kepada Shaotang dan berjanji tidak akan mengusik mereka lagi. Shaotang bertanya, apakah Sao pernah mengampuni korban yang telah dibunuhnya? Ketakutan, Sao bangkit dan berlari mencoba melarikan diri. Namun, Shin sudah menghadangnya. Shin melompat sambil memegang tangga, lalu menghantamkannya ke punggung Sao hingga ia terjatuh ke lantai.

Shin dan Shaotang berdiri memandangi Sao yang tergeletak pingsan di lantai.

3. Hyo Habisi Sao

Memanfaatkan Shin dan Shaotang yang tertidur di lantai akibat kelelahan, Sao keluar dari toko bangunan dan berjalan tersendat-sendat sambil memegangi pergelangan tangannya yang terluka. Ia menghampiri sebuah taksi di jalan dan meminta diantarkan ke bandara. Namun, Dadang, sang sopir, mengatakan tidak bisa karena sedang mengangkut penumpang.

Setelah memaksa, Sao akhirnya berhasil masuk ke dalam taksi dan duduk di kursi depan, di samping Dadang. Hyo, yang duduk di kursi belakang, bertanya apakah Sao sedang terburu-buru. Sao menjawab bahwa Hyo akan diantar setelah dirinya.

Tanpa disadari Sao, Hyo adalah anggota Order yang sedang memburunya. Hyo langsung meninju wajah Sao, dan dalam sekejap, Sao tewas. Hyo keluar dari taksi dan melangkah pergi.

4. Floater

Ketika Shin dan Shaotang terbangun, mereka sadar bahwa Sao telah kabur. Beberapa saat kemudian, pasukan Floater menghampiri mereka dan memberitahu bahwa Sao sudah tewas.

Shaotang pun bingung, apa itu Floater? Shin lalu menjelaskan bahwa jika para pembunuh bayaran JAA bertarung dan menimbulkan kerusakan di tempat umum, Floater adalah divisi dalam asosiasi JAA yang bertugas memperbaiki seluruh kerusakan di lokasi kejadian agar semuanya kembali seperti semula.

Shin dan Shaotang memandangi pasukan Floater yang sedang berupaya memperbaiki bagian dalam toko bangunan yang hancur. Shin juga menyebut bahwa menjadi anggota Floater adalah pekerjaan sampingan bagi calon pembunuh bayaran yang masih dalam tahap latihan.

5. Osaragi Bertemu Dump

Osaragi mendatangi kuil Shinto. Di depan suzu, ia membunyikan lonceng dan berdoa kepada dewa agar dapat menghabisi terpidana mati. Tiba-tiba, Dump muncul dari belakangnya. Ia mengeluarkan satu duri yang memanjang dari telapak tangannya, membuat Osaragi terhuyung mundur hingga masuk ke dalam honden akibat serangan tersebut.

Osaragi berhasil selamat berkat sekeping koin yang digunakannya untuk menahan duri tersebut, meskipun kini koin itu berlubang. Ia pun berterima kasih karena doanya langsung dikabulkan oleh dewa.

Setelah itu, Osaragi dan Dump berhadapan dari jarak dekat di area haiden. Dump bersiap melancarkan serangan duri dari tubuhnya. Osaragi menegaskan bahwa ia akan menghabisi Dump atas nama Order. Tanpa ragu, Dump menyerang dengan tiga duri sekaligus, memaksa Osaragi terhuyung mundur kembali ke dalam honden. Namun, kali ini ia berhasil selamat dengan menangkis serangan tersebut menggunakan tas.

Dump berkata bahwa Osaragi juga seorang pembunuh, jadi mengapa ingin menghakiminya? Osaragi lalu memberi perumpamaan: jika ada serangga yang masuk ke rumahnya, yaitu JAA, maka sebagai anggota Order—ibarat raket listrik—ia akan berusaha memusnahkan serangga tersebut dengan raket listrik itu.

6. Osaragi Analisa Kekuatan Dump

Di dalam honden, Osaragi melompat ke udara untuk menghindari serangan duri panjang Dump. Namun, Dump segera mengarahkan durinya ke tas yang dipegang Osaragi, lalu melemparkan tas tersebut keluar dari honden. Tas itu terjatuh dari ketinggian dan mendarat sangat jauh, hingga ke area senbon torii.

Dump terus melancarkan serangan duri bertubi-tubi, memaksa Osaragi terus memundurkan tubuh untuk menghindar. Sambil bertahan, Osaragi menganalisis duri di tubuh Dump yang menyerupai landak: satu di setiap tangan kanan dan kiri, serta enam di bagian depan tubuh. Dari pengamatan itu, ia akhirnya memahami cara Dump menggunakan kemampuannya.

Osaragi terus mundur menghindari serangan Dump hingga ke bagian suzu, sampai punggungnya menabrak tali lonceng. Ia menarik tali itu hingga lonceng terlepas, lalu menendangnya ke arah Dump. Lonceng menghantam perut Dump, membuatnya terlempar ke dalam honden, menembus dinding, lalu jatuh dari ketinggian ke halaman kuil.

7. Osaragi Kalahkan Dump

Dump teringat masa lalunya. Ketika seekor kucing menyukainya, ia menghabisinya. Saat beberapa pria menyatakan cinta atau seorang sahabat mengungkapkan rasa sayang padanya, ia pun menghabisinya.

Menurut Dump, dengan tindakan itu dirinya akan menjadi satu-satunya di hati orang yang mencintainya, sebab begitu seseorang mati, mereka berhenti memikirkan apa pun. Semua itu dilakukannya agar terhindar dari rasa patah hati.

Kembali ke masa kini, Osaragi dan Dump kembali berhadapan di area senbon torii. Osaragi melompat dan menendang wajah Dump hingga tubuhnya terlempar menabrak tiang torii. Osaragi terus menendang Dump, mengikutinya hingga tubuh Dump memantul bertubi-tubi dari satu tiang torii ke tiang torii lainnya.

Setelah terlempar, Dump bangkit berdiri, namun napasnya terengah-engah dan ia tampak kewalahan. Osaragi berjalan santai ke arahnya, lalu tanpa sengaja menemukan tasnya di dekat salah satu tiang gerbang torii. Ia mengambil tas itu dan mengeluarkan senjata mesin gergajinya. Dengan cepat, Osaragi mengayunkan gergaji ke tubuh Dump, dan hasilnya Dump tewas.

8. Tokyo Tower

Di Tokyo Tower, Heisuke memberi tahu Sakamoto melalui panggilan telepon bahwa ia kesulitan menemukan empat terpidana mati. Sementara itu, Piisuke terus terbang di udara, mengitari area Tokyo Tower untuk mencari keberadaan mereka.

Setelah mematikan telepon, Heisuke memandangi foto keempat terpidana mati di tangannya. Ia lalu melangkah ke bagian teropong untuk melihat pemandangan kota Tokyo secara detail, termasuk orang-orang dan bangunan di bawahnya, dengan harapan dapat menemukan keempat terpidana mati tersebut.

9. Apart Serang Kashima

Di lobi hotel, Kashima berjalan sambil menelepon Slur, melaporkan bahwa dua terpidana mati telah tewas. Meski begitu, ia menegaskan bahwa rencana mereka berhasil menarik perhatian Order, lalu mengajak Slur untuk melangkah ke fase berikutnya.

Saat Kashima membuka pintu kamar hotelnya, tiba-tiba Apart muncul dari belakang dan menyergapnya, bersiap menjerat lehernya dengan benang. Ponsel Kashima pun terjatuh ke lantai.

Apart menuntut jawaban tentang tujuan Kashima yang sebenarnya. Kashima balik bertanya apa maksudnya.

Apart kemudian mengaku ingin mati karena Kashima tidak berusaha memahaminya. Menurutnya, manusia tidak bisa benar-benar dimengerti sebelum mampu mencurahkan isi hatinya. Apart juga berterima kasih kepada Kashima karena telah membebaskannya dari penjara, namun ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin dimanfaatkan oleh siapa pun.

Tanpa ragu, Apart mengayunkan benangnya, memotong tubuh Kashima menjadi beberapa bagian. Mengira Kashima telah tewas, ia berbalik dan pergi. Namun, Kashima selamat karena ia sebenarnya adalah seorang cyborg. Dengan dingin, ia berkata bahwa jika Apart tidak bisa diatur, maka rencana mereka bisa terganggu. Dari ponsel yang terjatuh, suara Slur terdengar, memerintahkan Kashima untuk membiarkan Apart bertindak sesuka hatinya.

10. Minimalist ke Toserba

Sementara itu, Minimalist berjalan menuju toserba milik Sakamoto. Ia masuk ke dalam dan mendapati Aoi seorang diri di kasir. Minimalist menatap Aoi dengan dingin, lalu Aoi bertanya, sedang mencari apa.

Post a Comment