Nonton Sakamoto Days Season 2 Episode 03 Review
Sakamoto Days Season 2 Episode 14
1. Nenek Miya
Di sebuah klinik, Nenek Miya menancapkan beberapa jarum akupuntur ke punggung Shin yang sedang tiarap di kasur, sementara Sakamoto dan Shaotang menahan tubuh Shin agar tidak memberontak.
Nenek Miya mengungkapkan bahwa ia sempat kebingungan mengenali Sakamoto ketika datang ke kliniknya. Ia heran, sebab selama ini tak pernah memiliki pasien bertubuh gendut. Baru kemudian ia sadar, Sakamoto yang dulu kurus kini telah berubah menjadi gemuk.
Nenek Miya lalu bertanya mengapa mantan pembunuh bayaran seperti Sakamoto datang ke tempatnya. Sakamoto menjawab bahwa hanya Nenek Miya yang bisa mengobati Shin. Shin yang masih tiarap di kasur kemudian memberitahu Shaotang bahwa tubuhnya kini sudah sehat dan terasa ringan.
Sakamoto lalu menjelaskan kepada Shin dan Shaotang bahwa Nenek Miya yang ada di hadapan mereka adalah seorang ahli akupuntur hebat dan terkenal di kalangan para pembunuh bayaran. Luka pertempuran separah apa pun bisa sembuh jika diterapi oleh Nenek Miya, yang dijuluki “Pemilik Tangan Dewa.” Mendengar itu, Nenek Miya menambahkan dengan santai, 'Asalkan orang itu belum mati.
2. Kekuatan Melihat Masa Depan
Nenek Miya menjelaskan bahwa kekuatan baru Shin untuk melihat masa depan ibarat berlari sekuat tenaga sambil menahan napas. Dengan kondisi tubuh Shin saat ini, ia hanya diperbolehkan menggunakan kekuatan itu selama lima menit dalam satu hari. Jika Shin nekat menggunakannya sesuka hati, Nenek Miya yakin nyawanya akan terancam.
Shaotang kemudian meminta Nenek Miya memeriksanya karena merasa pusing. Setelah diperiksa, Nenek Miya menemukan bahwa tubuh Shaotang dipenuhi racun. Ia lalu memberikan segelas sup kerang, dan begitu Shaotang meminumnya, seketika tubuhnya terasa membaik.
3. Nenek Miya Terapi Sakamoto
Setelah itu, Nenek Miya menyuruh Sakamoto memasuki ruangan khusus untuk memeriksa kondisinya, mengingat sudah lama ia tidak bertemu dengannya. Sakamoto pun berbaring tiarap di atas kasur.
Saat memijat punggungnya, Nenek Miya menyentuh titik amarah Sakamoto dan langsung menyadari niatnya. Ia tahu bahwa Sakamoto bertekad melampiaskan kemarahan kepada kelompok terpidana mati yang masih tersisa, setelah musibah yang menimpa Shin dan Shaotang.
Nenek Miya kemudian mengungkapkan bahwa jeda pensiun selama lima tahun telah membuat kekuatan Sakamoto tertinggal jauh dari Nagumo. Sakamoto pun mengakui hal itu, sambil kesal mengingat Nagumo yang kini sudah berada di peringkat S.
Sakamoto kemudian bangkit berdiri dan berpamitan kepada Nenek Miya karena ingin mencari terpidana mati lainnya. Namun, tiba-tiba Nenek Miya melancarkan serangan sikut ke perutnya. Sakamoto terkejut, berjongkok kesakitan, dan memegangi perutnya. Nenek Miya lalu memberitahunya bahwa ia baru saja menekan titik tanden pada tubuh Sakamoto.
Sakamoto pun kembali berdiri dan berpamitan lagi, sambil meminta Nenek Miya menjaga Shaotang dan Shin yang masih harus beristirahat di klinik.
4. Nagumo Menyamar Menjadi Aoi
Di toserba, Minimalist mencekik Aoi dengan satu tangan hingga ia kesakitan, lalu bertanya tentang keberadaan Sakamoto. Dengan cepat, Aoi memukul tangan Minimalist hingga cengkeramannya terlepas. Tangan kanan Aoi segera menarik rambut Minimalist, sementara tangan kirinya menancapkan pisau ke leher lawannya.
Tubuh Minimalist roboh berlutut di lantai. Dengan napas terengah, ia menanyakan siapa sebenarnya Aoi yang ada di hadapannya. Seketika, Aoi berubah menjadi Nagumo.
Dengan nada bercanda, Nagumo berkata, “Pantas saja kau masih hidup. Pisau yang kutusukkan ke lehermu hanyalah pisau mainan.” Minimalist pun tersadar bahwa pria di hadapannya adalah Nagumo, seorang rank S yang termasuk dalam daftar target incarannya.
Nagumo kemudian memberitahu bahwa ia sedang bekerja sebagai kasir. Sebuah kilas balik memperlihatkan saat Sakamoto memintanya menjaga toserba ketika Nagumo datang berkunjung. Saat itu, Sakamoto meminta Nagumo melindungi Aoi dan Hana, sementara ia dan Heisuke harus pergi memeriksa Shaotang dan Shin.
Meskipun awalnya menolak, Nagumo akhirnya menerima permintaan itu setelah Sakamoto mengingatkannya tentang utang budi yang dimilikinya. Bahkan, Sakamoto menyetujui permintaan Nagumo yang ingin dibayar sebagai penjaga kasir.
5. Heisuke Temukan Apart
Di Tokyo Tower, Heisuke melangkahkan kakinya ke lantai kaca dan melihat Apart yang sedang berjalan di bawah menara. Heisuke kemudian menembakkan senapannya ke arah lantai kaca hingga pecah. Peluru meluncur ke bawah, tepat mengarah pada Apart. Namun, dengan cepat Apart menghentikannya menggunakan benang yang melilit di telapak tangannya.
Layaknya Spider-Man, Apart menggunakan benangnya untuk bergelantungan dan melesat naik ke arah Tokyo Tower. Ia segera mendatangi lantai tempat Heisuke berada. Panik, Heisuke berlari ketakutan lalu menembakkan senapannya ke arah bawah menara. Namun, seketika ia terkejut saat menyadari senapannya telah terpotong menjadi beberapa bagian oleh benang Apart.
Apart menghampiri Heisuke dan berkata bahwa ia menyukai benang karena mirip dengan perumpamaan hubungan antar manusia. Ia kemudian melemparkan benangnya hingga melilit tubuh dan kedua tangan Heisuke, membuatnya tak bisa bergerak.
Tiba-tiba pintu lift terbuka, dan Sakamoto muncul. Tanpa basa-basi, ia langsung meninju wajah Apart hingga tubuhnya terpental. Sakamoto kemudian memperlihatkan sumpit yang sedang menjepit peluru Heisuke, sambil berkata, “Maaf membuatmu menunggu lama.”
Ternyata, sebelum senapan Heisuke dihancurkan oleh benang Apart, ia sempat menembakkannya ke arah Sakamoto yang kebetulan sedang berjalan di bawah menara Tokyo Tower. Heisuke yakin Sakamoto akan menyadari sinyal yang ia berikan.
6. Nagumo Meniru Wujud Minimalist
Di toserba, Minimalist mencoba meninju Nagumo yang berdiri di depannya, namun Nagumo menghilang dengan sangat cepat. Sekejap kemudian, ia muncul berjongkok di atas rak makanan di belakang Minimalist.
Bahkan, Nagumo sudah berhasil mengambil ponsel Minimalist, dan setelah memeriksanya, ia mendapati tidak ada kontak Slur di dalamnya. Minimalist pun kebingungan bagaimana ponselnya bisa dicuri begitu saja. Nagumo hanya menyebut bahwa Minimalist punya terlalu banyak celah.
Kesal, Minimalist melemparkan rak ke arah Nagumo, tetapi ia kembali kebingungan karena Nagumo menghilang lagi. Saat membuka pintu kulkas transparan, Minimalist melihat bayangan dirinya dan mengira itu hanya pantulan kaca.
Namun, sosok itu ternyata adalah Nagumo yang sedang meniru wujudnya. Seketika, Nagumo meraih leher Minimalist dan mencekiknya. Wujudnya kembali normal, lalu dengan satu tangan yang mencengkeram leher Minimalist, Nagumo mengangkat tubuh lawannya ke udara.
7. Nagumo Kalahkan Minimalist
Nagumo melempar tubuh Minimalist hingga terhempas ke lantai. Ia kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan senjatanya. Dengan nada meremehkan, Nagumo mengatakan akan mengizinkan Minimalist memilih cara kematiannya.
Nagumo menjelaskan bahwa satu senjatanya memiliki enam fungsi berbeda, dan ia sudah bosan membunuh dengan cara yang sama. Nagumo lalu menyuruh Minimalist memilih angka dari satu sampai enam.
Merasa diremehkan, Minimalist mencoba meninju Nagumo yang berdiri di hadapannya. Namun, Nagumo dengan mudah menghindar. Ia lalu memperlihatkan sebuah dadu di tangannya, sambil berkata bahwa benda itu akan membantu Minimalist memilih cara kematiannya.
Dalam sekejap, dadu tersebut menghilang dari tangannya seperti trik sulap. Tiba-tiba, Minimalist merasa ada sesuatu di mulutnya. Saat ia menjulurkan lidah, tampak sebuah dadu dengan angka tiga.
Seketika, Nagumo sudah berada di atas bahu belakang Minimalist, muncul secara mengejutkan. Ia menjelaskan bahwa nomor tiga adalah ‘senjata pembuka kaleng raksasa’ yang kini ia sodorkan ke leher Minimalist. Dalam hitungan detik, leher Minimalist terpenggal oleh senjata tersebut, terlepas layaknya tutup kaleng. Akhirnya, Nagumo berhasil menghabisi Minimalist.
8. Sakamoto Tidak Bisa Kurus
Di Tokyo Tower, Apart melontarkan benangnya hingga melilit kaki kanan Sakamoto. Apart menarik dengan kuat dan terkejut saat mendapati kaki Sakamoto tidak terpotong, meski benangnya begitu tajam. Namun, tarikan itu tetap berhasil menjatuhkan Sakamoto hingga terbaring di lantai, lalu tubuhnya terseret mendekat ke arah Apart.
Sakamoto segera meraih meja di dekatnya dan memukulkan tangannya pada beberapa miniatur Tokyo Tower hingga terlempar ke arah Apart. Dengan sigap, Apart menggunakan kedua tangannya untuk membentuk pola benang, menahan serangan miniatur tersebut. Sementara itu, Sakamoto bangkit berdiri karena kakinya berhasil terbebas dari lilitan benang.
Apart, yang menderita OCD, murka melihat susunan miniatur Tokyo Tower berantakan. Ia segera memungutnya satu per satu dan menyusunnya kembali dengan rapi. Sementara itu, Sakamoto memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan berbagai gerakan olahraga, mencoba membakar kalori agar bisa berubah ke wujud kurus.
Heisuke kemudian menyiapkan sebuah cermin untuknya. Saat melihat bayangan diri, Sakamoto terkejut tubuhnya masih tampak gendut. Meski begitu, ia merasa tubuhnya jauh lebih ringan berkat terapi dari Nenek Miya.
9. Nenek Miya Beberkan Kondisi Sakamoto
Di klinik, Nenek Miya memberitahu Shin dan Shaotang bahwa kekuatan Sakamoto dalam mode gendut hanya mencapai tiga puluh persen dari masa primanya dulu.
Shin lalu bertanya, apakah dengan berubah ke mode kurus berarti masalah Sakamoto selesai? Namun, Nenek Miya menjawab bahwa menurutnya Sakamoto justru harus belajar beradaptasi dengan tubuh gemuknya.
Menurut Nenek Miya, Sakamoto tidak benar-benar memahami kondisi tubuhnya. Itulah sebabnya ia gegabah membakar kalori hingga menjadi kurus dalam sekejap saat bertarung.
Nenek Miya lalu mengungkapkan bahwa ia telah memukul titik tekanan tanden seika pada tubuh Sakamoto. Akibatnya, tubuh gendut Sakamoto tidak akan bisa berubah kurus secara instan. Sebaliknya, ia akan belajar memahami seberapa besar kekuatan tubuh gendutnya sekarang, dan menjadi kuat tanpa harus langsing.
10. Sakamoto Hajar Apart
Apart mengayunkan benangnya, berusaha mengikat sekujur tubuh Sakamoto yang berdiri di hadapannya. Namun, Sakamoto dengan mudah menghindar dan bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di belakang punggung Apart. Begitu Apart menoleh, Sakamoto langsung menghantamkan pukulan keras yang membuat tubuhnya terpental masuk ke dalam lift.
Sakamoto ikut masuk, lalu menutup pintu lift agar mereka terkunci berdua. Saat itu juga, ia mulai menyadari kekuatan tubuh gendutnya berkat terapi dari Nenek Miya. Tanpa ragu, Sakamoto menghantam Apart hingga keduanya terlempar keluar dari lift dan jatuh dari ketinggian.
Para wisatawan yang tengah menaiki lift tembus pandang menuju lantai atas Tokyo Tower terkejut melihat dua orang melayang jatuh di hadapan mereka.
Di udara, Sakamoto terus melayangkan pukulan bertubi-tubi ke tubuh Apart. Hingga akhirnya, satu tinju keras menghantamnya tepat sasaran, membuat tubuh Apart menabrak rangka baja merah Tokyo Tower hingga salah satu tiangnya patah. Keduanya lalu terjatuh dan mendarat di atas rangka baja menara.
Post a Comment